.

I Have a Lover Ep 16 Part 1

Sebelumnya <<<



“Lepaskan!” pinta Hae Gang pada Jin Eon, namun Jin Eon diam saja sembari menatap dirinya dalam2. Karena Jin Eon tidak merespon perkataannya, ia pun langsung mengambil earphone nya dari telinga Jin Eon. Jin Eon pun memegang tangan Hae Gang, saat Hae Gang hendak melepas earphone dari telinganya. Seol Ri yang menatap mereka tak jauh dari tempat mereka berdiri pun kaget. Sedangkan Hae Gang tertegun.



Jin Eon lalu berdiri disamping Hae Gang. Ia pun memejamkan matanya, menikmati momennya bersama Hae Gang. Sedangkan tangannya menggenggam erat tangan Hae Gang. Seol Ri terkejut lalu menatap tajam ke arah keduanya. Hae Gang sendiri diam saja tangannya dipegang oleh Jin Eon. Ia tampak menikmati momennya bersama Jin Eon.

Sekarang Hae Gang sudah tiba di rumah Baek Seok. Namun ia tak lantas turun dari mobilnya. Ia resah. Karena Jin Eon? Tentu saja. Ia lalu menenggelamkan wajahnya dibalik kemudinya. Seol Ri pun muncul. Ia menatap Hae Gang dengan tajam, sebelum akhirnya mengetuk kaca mobil Hae Gang. Saat Hae Gang menatapnya, ia pun sedikit tersenyum. Hae Gang lantas turun dari mobilnya.

“Kau kemana saja seharian ini di hari Minggu begini?” tanya Seol Ri.

“Aku pergi ke kantor…”

Dan plaaak! Seol Ri menampar Hae Gang sebelum Hae Gang selesai bicara. Hae Gang pun terkejut, sekaligus bingung. Dengan pandangan berkaca2, Seol Ri pun berkata akan menjaga Jin Eon bagaimana pun caranya. Hae Gang tidak akan bisa merebut Jin Eon darinya. Tidak akan bisa. Setelah mengatakan hal itu, Seol Ri pun beranjak pergi. Hae Gang menatap Seol Ri dengan penuh tanda tanya di kepalanya.

Jin Eon yang masih tetap pada posisinya menatap ke samping, tempat Hae Gang berdiri tadi. Ia pun teringat kata2 yang diucapkan Hae Gang setelah mereka resmi bercerai. Saat itu, Hae Gang bilang tidak menyesal bertemu dengannya dan menikah dengannya. Bahkan jika harus kembali ke usia 20 tahun, ia akan tetap mencintainya dan menikah dengannya juga. Jin Eon pun menyesal. Menyesal atas apa yang sudah dilakukannya.

Hae Gang masuk ke rumah Baek Seok dengan wajah lesu. Saat teringat tamparan Seol Ri tadi, ia pun menghela napasnya. Ia kemudian beranjak ke kamarnya. Langkahnya lalu terhenti saat melihat Baek Seok yang duduk di depan kamarnya. Hae Gang pun menatap Baek Seok. Saat Baek Seok menatap padanya, ia pun tersenyum.

“Kenapa? Kenapa menatapku begitu?” tanya Baek Seok.

“Kau menungguku?”

Baek Seok pun mengiyakan.

“Aku lapar.” Ucap Hae Gang lagi.

Saat Hae Gang ingin pergi ke dapur, Baek Seok menanyakan bunyi pasal 390 hukum perdata. Hae Gang pun menjawabnya dengan lancar, membuat Baek Seok tertegun. Baek Seok lalu menanyakan bunyi pasal 53 hukum pidana. Hae Gang lagi2 menjawab pertanyaan Baek Seok dengan lancar. Baek Seok pun semakin tertegun.

“Apa ini? Kenapa kau melakukan ini? Apa ini semacam tes?” tanya Hae Gang bingung.

Dengan wajah lesu, ia mendekati Hae Gang tanpa sedikit pun menjawab pertanyaan Hae Gang. Hae Gang pun meminta penjelasan kenapa Baek Seok bersikap aneh seperti itu. Baek Seok pun mengajak Hae Gang menikah karena ingatan Hae Gang tentang pasal2 hukum sangat baik.

“Kau mengubah topic pembicaraan, kenapa kau begini?” tanya Hae Gang.

Baek Seok lagi2 tidak menjawab dan hanya menyuruh Hae Gang tidur. Baek Seok pun beranjak pergi. Hae Gang menatap kepergian Baek Seok dengan tatapan aneh. Di kamarnya, Baek Seok menatap data2 Hae Gang dengan wajah cemas. Sementara itu, Seol Ri mengamuk di apartemennya. Ia membuang seluruh barang2nya ke lantai.


“Kalau kau mau melupakannya ya lupakan! Aku disini, kau bilang Do Hae Gang. Aku di sana kau bilang Do Hae Gang. Do Hae Gang! Do Hae Gang! Do Hae Gang!” teriak Seol Ri.

Seol Ri pun kembali mengamuk. Ia baru berhenti mengamuk saat melihat foto dirinya bersama Jin Eon yang dipajang di meja. Dengan wajah penuh dendam, ia berkata ini belum selesai. Seperti kata Hae Gang, ini belum selesai.

“Lihatlah, aku akan menandingimu sebanyak mungkin seperti yang kau inginkan. Jadi lakukanlah. Aku akan menginjak dirimu sebanyak mungkin.” ucap Seol Ri penuh dendam.


Di kamarnya, Tae Seok termenung memikirkan sesuatu. Tiba2, Jin Ri datang membawa berita besar. Tapi Tae Seok diam saja. Karena Tae Seok diam saja, ia pun menari2 di depan Tae Seok sambil mengatakan ada berita besar berkali2. Tapi Tae Seok tetap tak bergeming.

“Kau berpura2 tidak mendengarku atau kau memang tidak mendengarku?” ucap Jin Ri.

Jin Ri lalu berteriak tepat di telinga Tae Seok, Yeoboooo!!!

Tae Seok pun terkejut. Jin Ri marah, apa aku hantu? Atau aku orang2an sawah? Mengapa kau mengabaikanku bahkan saat aku berada di sebelahmu? Apa kau tidak menyukaiku lagi? Apa aku ini makanan menjijikkan? Kau tidak menyentuhku, menciumku atau pun melihatku.

“Berhentilah mengomel dan katakan berita itu.” jawab Tae Seok.

“Ada wanita yang mirip dengan Hae Gang. Jin Eon menderita setelah melihat wanita itu.” ucap Seol Ri.

Tae Seok pun kaget, wanita yang mirip Hae Gang?

“Dan yang lebih gila lagi, dia pacar kakaknya Seol Ri. Jin Eon membuat Kang Seol Ri gila beberapa hari ini karena dia. Seol Ri datang dengan putus asa dan meminta ibu tiri menghentikan Jin Eon.” Jawab Seol Ri.

“Apa dia Do Hae Gang?” tanya Tae Seok.

“Kau sudah gila? Kau yang membawa abu Do Hae Gang dari China.” Jawab Jin Ri.

Tae Seok yang sudah melihat wanita itu pun berpikir, sementara Jin Ri terus mengoceh. Ia berniat memanfaatkan Hae Gang untuk menghancurkan Jin Eon. Ia berkata akan membujuk Hae Gang untuk terus mendekati Jin Eon. Mereka akan bisa menendang Jin Eon keluar, saat Jin Eon terpikat oleh Hae Gang.

Tae Seok tidak menanggapi ocehan Jin Ri dan terus memikirkan Dokgo Yong Gi alias Hae Gang. Jin Ri lalu bertanya2 kenapa Jin Eon masih terus mengingat Hae Gang setelah semua yang terjadi. Jin Ri lantas menatap Tae Seok dan bertanya haruskah ia melakukan hal yang sama kalau mereka terpisah. Tae Seok tetap diam.


Jin Eon mengajak ayahnya jalan2. Jin Eon bilang kebanyakan duduk tidak bagus buat kesehatan. Presdir Choi, sambil membaca korannya, bertanya apa Jin Eon bekerja. Jin Eon mengiyakan. Presdir Choi pun berkata tidak percaya pada Jin Eon. Jin Eon tidak bisa dipercaya dan membuatnya cemas.

“Aku tahu.” jawab Jin Eon.

“Kau tidak tahu kecemasanku.” Ucap Jin Eon.

“Kalau begitu, bawa orang itu kembali.” Pinta Jin Eon.

Presdir Choi pun langsung menatap Jin Eon, apa maksudmu?

“Orang itu bilang jika aku mengembangkan obat, dia akan menjualnya. Dia yang lebih pantas menggantikan menggantikan dirimu daripada aku.” jawab Jin Eon.

“Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?” tanya Presdir Choi.

“Kenapa dia menghilang tanpa jejak? Semua catatannya dihapus dan dia tidak pergi ke China. Apa Cheon Nyeon Farmasi, kau dan Tae Seok yang membuat Hae Gang menghilang? Jika Hae Gang pergi atas keinginannya sendiri, kau pasti sudah menemukannya dan membawanya kembali ke tempat yang seharusnya, tapi kau hanya diam saja, ayah.” jawab Jin Eon.

“Jadi kau yang mengambil passport Hae Gang dari laciku?” tanya Presdir Choi.

“Apa maksud ayah passport Hae Gang?” tanya Jin Eon balik.

“Jadi bukan kau yang mengambilnya?”

“Kenapa passport Hae Gang ada padamu? Apa yang terjadi pada Hae Gang. Ceritakan semua padaku, ayah.” pinta Jin Eon.

“Aku tidak tahu, tapi suatu hari pasportnya dan pena yang kuberikan padanya tiba2 kembali padaku.” Ucap Presdir Choi.


Di depan kantor Presdir Choi, salah satu klien Baek Seok melakukan demo seorang diri terkait efek samping Pudoxin. 




Jin Eon yang baru saja tiba di kantornya, diberitahu oleh Manajer Byeon kalau seseorang sudah menunggu Jin Eon. Jin Eon pun bertanya siapa orang itu. Wajah Jin Eon pun langsung berubah saat Manajer Byeon mengatakan dia adalah calon istri Jin Eon. Jin Eon pun bergegas masuk ke ruangannya.

Seol Ri memberikan Jin Eon teh gingseng agar perut Jin Eon terasa baikan. Jin Eon pun bertanya apa Seol Ri mendengarnya dari Hyun Woo. Seol Ri pun mengakui ia menanyakannya pada Hyun Woo. Seol Ri beralasan karena ia tidak bisa menanyakannya langsung pada Jin Eon, jadi itulah kenapa ia menanyakannya pada Hyun Woo dan Hyun Woo bilang Jin Eon mabuk semalam, jadi ia datang membawakan the gingseng. Namun Jin Eon diam saja.

“Aku minta maaf atas sikapku kemarin. Aku berharap bisa sedikit melupakanmu, tapi aku tidak bisa. Benar2 tidak bisa. Kang Seol Ri benar2 bodoh.”ucap Seol Ri

Jin Eon pun tertegun mendengarnya dan langsung menatap Seol Ri.

“Choi Jin Eon lebih bodoh.” Ucap Seol Ri.

Seol Ri lalu mengaku dirinya datang karena merindukan Jin Eon.

“Aku bisa gila jika tidak melihatmu. Kau tahu kan aku mencintaimu? Kau mungkin akan membalas cintaku. Cintaku yang hangat mungkin akan mencairkan hatimu yang beku. Aku menantikannya setiap saat, selama 4 tahun. Aku pasti bisa memilikimu. Aku akan memilikimu. Aku percaya padamu. Aku juga percaya pada cintaku. Cintaku lebih kuat daripadaku.” Ucap Seol Ri.

“Kang Seol Ri, aku ingin mengatakan sesuatu.” Jawab Jin Eon.

Seol Ri yang sudah tahu apa yang mau dikatakan Jin Eon pun tidak mau mendengarnya. Ia berusaha mengulur2 waktu. Ia meminta Jin Eon mengatakannya nanti saja. Jin Eon pun setuju. Ia mengajak Seol Ri bertemu nanti malam. Tapi Seol Ri lagi2 membuat alasan untuk menghindari Jin Eon. Ia bilang malam nanti dirinya ada janji dan ia tidak bisa membatalkan janjinya. Seol Ri pun buru2 pergi. Jin Eon yang tahu Seol Ri menghindarinya hanya bisa menghela napas.

Hae Gang menjelaskan tentang pudoxin pada Baek Seok. Ia berkata, mereka mulai menjual Pudoxin pada tahun 2010. Penjualan Pudoxin lebih dari 200 miliar won selama 5 tahun. Mereka terus memproduksi obat generic. Pudoxin adalah merek pertama yang mereka hasilkan sendiri. Puduxin adalah obat pertama yang mereka hasilkan, sehingga makna dari obat ini sangat besar. Karena itulah, mereka tidak bisa membiarkan citra mereka rusak…”

Di belakang, Baek Seok sama sekali tidak mendengarkan penjelasan Hae Gang. Ia menatap Hae Gang dengan pandangan kosong. Hae Gang terus menjelaskan soal Pudoxin. Wajahnya pun berubah saat menyebutkan nama Tae Seok, Jin Ri dan Jin Eon sebagai orang yang berada di balik kesuksesan Pudoxin.

Baek Seok teringat kata2 Jin Eon.
“Wanita yang bersamamu bukan Dokgo Yong Gi, tapi istriku.”


Hae Gang pun mengambil napas, untuk menenangkan hatinya. Setelah itu, ia berbalik menatap Baek Seok dan berkata akan melakukannya sendiri jika Baek Seok tidak mau membantu Moon Tae Joon. Namun Baek Seok menanyakan hal ini. Ia menanyakan 10 ribu keping puzzle yang pernah dikatakan Hae Gang. Ia berkata, tempatnya yang salah. Hae Gang pun terheran2 dengan ucapan Baek Seok. Melihat keheranan Hae Gang, Baek Seok pun mengganti topic pembicaraan dengan Pudoxin.


Tae Seok datang, ia terkejut saat melihat Hae Gang. Baek Seok yang mengenali Tae Seok sebagai salah satu direktur Cheon Nyeon Farmasi pun terkejut dengan kedatangan Baek Seok. Hae Gang juga terkejut saat mengetahui siapa Baek Seok. Baek Seok terus menatap Hae Gang. Pandangannya tak pernah lepas sedikit pun dari Hae Gang.

“Siapa namamu?” tanya Baek Seok pada Hae Gang.

Walaupun merasa aneh, Hae Gang tetap menjawab pertanyaan Baek Seok. Ia mengenalkan dirinya sebagai Dokgo Yong Gi. Tae Seok pun terkejut.

“Dia bukan Do Hae Gang tapi Dokgo Yong Gi? Kenapa dia bisa di sini? Bagaimana keduanya bisa begitu mirip?” batin Tae Seok.

Tae Seok lalu memperkenalkan dirinya, namaku Min Tae Seok. Kau tidak mengenaliku?

“Mengenalimu? Apa kau mengenalku?” tanya Hae Gang aneh.

“Kau dulu bekerja di pabrik kami.” Jawab Tae Seok.

“Aku bekerja di Cheon Nyeon Farmasi?” tanya Hae Gang kaget.

Wajah Baek Seok mulai menegang. Tae Seok pun melirik Baek Seok. Seolah mengerti apa yang dipikirkan Baek Seok, Tae Seok pun langsung meralat ucapannya. Ia berkata salah mengenali orang. Baek Seok lantas memperkenalkan diri sebagai kakak Seol Ri.


Seol Ri mendatangi rumah Hae Gang. Seperti yang dibilang Jin Ri, ia ingin mencari tahu semuanya. Nyonya Kim yang baru keluar dari rumah, terkejut melihat Seol Ri. Seol Ri pun berkata dirinya datang untuk meminta maaf. Nyonya Kim menatap tajam Seol Ri. Seol Ri lalu menanyakan Do Hae Gang. Ia beralasan ingin meminta maaf pada Hae Gang. Nyonya Kim pun pingsan karena tidak bisa menahan emosinya. Seol Ri panic melihat Nyonya Kim pingsan.


“Jadi kau datang ke sini karena Pudoxin? Kau ingin menyogok Pengacara Baek? Aku harap kau tidak mencampurkan urusan bisnis dan masalah pribadi.” Ucap Hae Gang sinis pada Tae Seok.

Tae Seok pun bingung, Pudoxin?

“Kami mengajukan gugatan atas kasus Moon Tae Joon.” Jawab Hae Gang.

Tae Seok terkejut. Hae Gang pun menyuruh Tae Seok pergi jika Tae Seok datang untuk membicarakan itu. Baek Seok menyela Hae Gang. Ia menyuruh Hae Gang pergi. Hae Gang pun menurut dan beranjak pergi. Sementara Tae Seok masih terlihat kaget.

Seol Ri yang masih berdiri di depan pagar berusaha menyadarkan Nyonya Kim. Namun Nyonya Kim tak kunjung sadar. Karena Nyonya Kim tak kunjung sadar, Seol Ri pun berniat menelpon ambulance. Tepat saat itu, Gyu Seok datang. Awalnya Gyu Seok heran melihat kedatangan Seol Ri, namun ia terkejut ketika melihat Nyonya Kim yang tergeletak di tanah. Gyu Seok pun langsung membawa Nyonya Kim ke dalam.

“Apa ada yang bisa kubantu? Haruskah aku memberinya segelas air?” tanya Seol Ri cemas melihat Gyu Seok yang sedang memeriksa Nyonya Kim.

“Tidak perlu, kesadarannya akan segera kembali jika kita meletakkan sesuatu di mulutnya.” Jawab Gyu Seok sembali menyelimuti Nyonya Kim.

“Kenapa dia bisa begini? Aku harus tahu agar bisa memberi pengobatan padanya.” Tanya Gyu Seok.


Dengan wajah tertunduk, Seol Ri pun berkata Nyonya Kim syok setelah melihatnya. Sementara itu Tae Seok terkejut saat Baek Seok memberitahunya tentang Hae Gang yang hilang ingatan. Baek Seok pun meminta Tae Seok merahasiakan perlakukan buruk yang diterima Yong Gi saat bekerja di Cheon Nyeon Farmasi. Baek Seok bilang tidak ingin Yong Gi mengetahuinya. Tae Seok pun setuju merahasiakan hal itu dari Yong Gi. Baek Seok lalu menanyakan tentang kematian Hae Gang. Tae Seok pun berkata dia sendiri yang membawa abu Hae Gang. Baek Seok lalu menanyakan rumah abu Hae Gang.

Seol Ri menarik napas lega saat Gyu Seok bilang Nyonya Kim baik2 saja. Seol Ri lantas mengorek informasi tentang keberadaan Hae Gang. Gyu Seok pun mengusir Seol Ri. Seol Ri tidak mau pergi. Ia berkata akan pergi setelah Gyu Seok menjawab pertanyaannya. Ia bertanya dimana Hae Gang.

“Dia meninggal?” jawab Gyu Seok.

“Apa? Kau bilang apa? Dia meninggal?” tanya Seol Ri syok.

Seol Ri keluar dari rumah Hae Gang dengan wajah syok. Ia bahkan harus berpegangan saat menuruni tangga teras rumah Hae Gang. Seol Ri lalu terduduk lemas di anak tangga. Tangisnya pun pecah. Tanpa disadarinya, Gyu Seok melihatnya menangis di belakang dengan wajah bingung.

Hae Gang membantu Moon Tae Joon menyuarakan efek samping Pudoxin.

Hyun Woo, dengan wajah syok nya, menemui Jin Eon. Ia memberitahu Jin Eon tentang dua orang yang berdemo ttg efek samping Pudoxin. Jin Eon terkejut sekaligus heran mendengarnya. Begitu Hyun Woo memberitahu salah satu pendemo adalah Hae Gang, Jin Eon langsung beranjak keluar.


Jin Eon dan Hyun Woo menatap Hae Gang di belakang. Sementara Hae Gang tak sadar ada Jin Eon di belakangnya. Hyun Woo berkata Hae Gang bukanlah Hae Gang. Hae Gang tidak mungkin melakukan itu. Meskipun ingatannya hilang, Hae Gang tidak mungkin berubah sedrastis itu.

Jin Eon lantas mendekati Hae Gang. Hae Gang mengira Jin Eon akan memanggil polisi untuk mengusirnya. Jin Eon pun melepaskan jasnya, dan memakaikan jasnya ke tubuh Hae Gang. Hae Gang pun teringat saat Seol Ri menampar dirinya. Teringat hal itu, Hae Gang langsung mencampakkan jas Jin Eon.

“Sampai kapan kau akan melakukan ini?” tanya Jin Eon.

Namun Hae Gang diam saja. Tae Joon lah yang menyahut. Jin Eon pun memberikan kartu namanya pada Tae Joon. Ia menyuruh Tae Joon menemuinya setelah selesai berdemo. Hae Gang pun berkata tidak akan mau berdamai dengan Cheon Nyeon Farmasi, meskipun disogok dengan uang. Ia pun langsung tertegun saat Jin Eon bilang tidak akan melakukannya.

Seol Ri pergi ke kantor polisi. Berbekal passport Hae Gang, ia mencari Hae Gang. Ia melaporkan Hae Gang sebagai orang hilang. Polisi terkejut saat Seol Ri bilang Hae Gang sudah menghilang selama 4 tahun. Seol Ri lalu menunjukkan passport Hae Gang pada polisi. Ia pun terkejut saat polisi berkata Hae Gang sudah meninggal 4 tahun yang lalu.


Seol Ri keluar dari kantor polisi dengan wajah terkejut. Ia lalu menatap ke arah langit dan… menarik napas lega. 




Sementara itu, Baek Seok pergi ke rumah abu Hae Gang. Ia pun lega karena mengira Hae Gang sudah benar2 meninggal.

Hae Gang pergi menemui Jin Eon. Manajer Byeon yang mengira Hae Gang adalah Yong Gi pun kaget. Ia merasa terganggu dengan kehadiran Hae Gang yang dikiranya Yong Gi. Sementara rekannya yang lain (aku tidak tahu namanya) yang mengenali siapa Hae Gang juga terkejut dan bertanya kenapa Hae Gang bisa ada di sana. Tepat saat itu, Jin Eon datang dan mengajak Hae Gang masuk ke ruangannya.

Hae Gang menyuruh Jin Eon untuk segera melakukan penyelidikan. Ia berkata ada 8 kasus patah tulang dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Jin Eon pun menghela napas. Melihat reaksi Jin Eon, Hae Gang pun kaget.

“Jadi kau benar2 tidak tahu?” tanya Hae Gang.

“Perusahaan Tae Joon akan kembali normal besok. Penyelidikan yang kau minta tidak akan semudah itu dilakukan. Jadi aku minta kau memberiku sedikit kelonggaran.” Jawab Jin Eon.

“Kau ingin kami menunda gugatan?” tanya Hae Gang.

“Dan berhentilah berdemo.” Jawab Jin Eon.

“Aku tidak percaya padamu atau perusahaanmu. Kami akan tetap mengajukan gugutan sesuai rencana dan melakukan demo setiap hari.” Ucap Hae Gang.

Hae Gang pun beranjak pergi, namun Jin Eon melarang Hae Gang pergi. Hae Gang mendengus kesal. Ia lalu menyuruh Jin Eon memeriksakan diri dokter. Jin Eon pun memberitahu Hae Gang, tentang tahi lalat di pergelangan tangan Hae Gang, di leher Hae Gang dan bokong Hae Gang.

Mendengar itu, Hae Gang semakin marah. Saat Hae Gang berteriak memanggil namanya, Jin Eon pun tertegun. Jin Eon lalu mendekati Hae Gang dan meminta Hae Gang meneriakkan namanya sekali lagi. Hae Gang pun langsung menutupi wajahnya dengan papan demonya.

“Jangan mendekat! Harus berapa kali kukatakan aku bukan istrimu!” teriak Hae Gang.


Ingatan Jin Eon pun melayang ke masa lalu. Saat dirinya masih pacaran dengan Hae Gang. Saat itu keduanya berada di perpustakaan. Dengan wajah bosan, Jin Eon memperhatikan Hae Gang yang serius belajar. Begitu ada kesempatan, ia pun naik ke atas meja dan mencium Hae Gang.

“Hei! Choi Jin Eon!” teriak Hae Gang kala itu.

Flashback end—Hae Gang yang penasaran karena tidak mendengar suara Jin Eon, akhirnya menatap Jin Eon. Dan ia pun mendengus kesal melihat Jin Eon tersenyum padanya. Ia mengomeli Jin Eon. Namun Jin Eon yang larut dalam kenangannya bersama Hae Gang, terus tersenyum. Hae Gang pun terus mengomel, mengatakan dirinya bukan lah istri Jin Eon.

Tiba2 saja, Jin Eon mencium bibir Hae Gang. Hae Gang pun berhenti mengomel seketika. Ia terkejut Jin Eon mencium bibirnya. Adegan berikutnya, Hae Gang menampar Jin Eon. Hae Gang lalu pergi meninggalkan ruangan Jin Eon dengan wajah kesal.
 

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments