.

I Have a Lover Ep 2 Part 2

Sebelumnya <<<


Tampak Baek Seok yang sedang memeriksa mobil yang parkir sembarangan di tepi jalan. Mulutnya bernyanyi, tangannya memegang es krim. Baek Seok kemudian menempelkan sebuah memo di kaca mobil itu, lalu kembali meneruskan langkahnya. Langkahnya pun terhenti lagi karena mobil Hae Gang yang sembarangan parkir. Tanpa menyadari si pemilik mobil ada di dalam, Baek Seok menempelkan memo di kaca belakang mobil Hae Gang. Ia lalu berjalan ke depan spion, dan menatap wajahnya. Baek Seok kemudian menjulur2kan lidahnya, dan menggosok2an es krim ke lidahnya. Raut wajahnya tampak begitu kesal. Saat matanya melirik Baek Seok, ia pun risih. Masih dengan perasaan kesal, Hae Gang memasang seat belt-nya dan menyalakan mesin mobil. Baek Seok terperangah dan tersenyum malu begitu mesin mobil Hae Gang menyala.



Seol Ri sedang mengobati lukanya ketika Baek Seok datang. Melihat Baek Seok, Seol Ri langsung berseru, Oppa!

"Bidibida bidibu Ta-da." seru Baek Seok sambil menyodorkan es krim pada Seol Ri. Baek Seok lalu melihat luka di kaki Seol Ri.

"Kau terluka?" tanya Baek Seok.

"Cuma pecahan kaca." jawab Seol Ri.


"Kau pasti kesakitan. Sudah kau keluarkan?" tanya Baek Seok sambil memeriksa luka Seol Ri.

Seol Ri pun mengangguk. Baek Seok lalu duduk di depan Seol Ri dan memberikan Seol Ri es krim. Dengan senang hati, Seol Ri mengambil es krim itu dan langsung memakannya. Baek Seok melirik bungkusan disamping Seol Ri dan melihat isinya.


"Kenapa kau punya dua pasang?" tanya Baek Seok sambil mengeluarkan sepasang sepatu.

"Berikan pada anak2. Mereka bisa memakainya tahun depan." jawab Seol Ri.

"Ini bukan punyamu?" tanya Baek Seok.

Seol Ri menggeleng.

"Tapi kakimu tak beralas." ucap Baek Seok.

"Aku masih muda." jawab Seol Ri.

"Apa?" ucap Baek Seok bingung.


"Oppa, apa mantra untuk menghilangkan ingatan?" tanya Seol Ri.

"Obliviate." jawab Baek Seok.

"Obliviate.. obliviate..." ucap Seol Ri.

"Itu mantra untuk mengubah ingatan seseorang." jawab Baek Seok.

"Itu lebih bagus lagi." ucap Seol Ri.

"Obliviate." jawab Baek Seok.

"Untuk siapa?" tanya Seol Ri.

"Aku tidak tahu siapa. Aku tak tahu ada orang di mobil saat berkaca di kaca spion." jawab Baek Seok malu.

"Memalukan." jawab Seol Ri.


Baek Seok lalu melepaskan sandalnya dan melemparkannya ke sembarang arah. Seol Ri pun bertanya, apa yang sedang dilakukan Baek Seok? Baek Seok menjawab agar sama dengan Seol Ri. Baek Seok lalu memberikan kartu namanya pada Seol Ri. Seol Ri pun tersenyum saat Baek Seok membawa cangkir teh bekas Hae Gang masuk ke dalam. Namun senyumnya menghilang sesaat, wajahnya tampak tertekan.

(Sukaaa chemistry Park Han Byul dan Lee Gyu Han. Ngarep endingnya Seol Ri sama Baek Seok. Jin Eon tetep sama Hae Gang)


Jin Eon dan Hae Gang duduk di taman. Jin Eon kaget mengetahui Hae Gang mengambil kembali sepatu yang ia pinjamkan pada Seol Ri.

"Aku lihat. Aku melihatmu memakaikan ini padanya." ucap Hae Gang dengan wajah sedih.

"Terus? Jadi kau mengikutinya dan mengambilnya kembali?" tanya Jin Eon.

"Aku menggantinya dengan yang baru." jawab Hae Gang.

"Kenapa? Apa yang kau tahu?" tanya Jin Eon.

"Aku istrimu." jawab Hae Gang sambil menatap Jin Eon.

"Dia masih anak kecil. Cuma adik kelas." ucap Jin Eon.

"Dia suka padamu. Dia bilang mencintaimu. Apa pendapatmu tentang gadis yang lebih muda 10 tahun dariku? Kau pikir dia cantik kan? Muda dan sangat lugu sampai kau ingin melindunginya!" jawab Hae Gang.

"Do Hae Gang!" bentak Jin Eon.


"Bagaimana kalau hatimu berubah? Berlari keluar memayunginya dan memakaikan sepatu di kakinya. Mengkhawatirkannya dan tersenyum padanya. Setiap hari kau mencemaskan dan memikirkan dia. Itulah yang dulu kau lakukan padaku. Itulah awal hubungan kita!" jawab Hae Gang.

"Tidak begitu." ucap Jin Eon.

"Sekali pun dia menggodamu, bisakah kau pastikan dirimu tidak akan tergoda?" tanya Hae Gang cemas.

"Tidak akan. Aku tidak akan tergoda, Do Hae Gang." jawab Jin Eon sembari tersenyum.


Sayangnya, percakapan itu hanyalah bayangan Hae Gang. Kenyatannya Hae Gang duduk di sana sendirian. Ya, sendirian. Ia ingin Jin Eon mengucapkan itu. Mengatakan kalau dirinya tidak akan tergoda. Jin Eon keluar dari kantornya dan melihat Hae Gang yang duduk melamun sendirian. Jin Eon pun lekas menghampiri Hae Gang.

"Sudah makan?" tegur Hae Gang.

"Sudah?" jawab Jin Eon.

"Malam ini kau tidak akan makan di rumah kan?" tanya Hae Gang sambil memberikan ponsel Jin Eon.

"Aku akan bermalam disini. Kau pergi lah." jawab Jin Eon dingin.

"Kenapa hubungan kita jadi seperti ini?" tanya Hae Gang sedih.

Jin Eon diam saja, wajahnya terlihat dingin.

"Aku kesini setelah bertemu Kang Seol Ri. Dia menyukaimu. Katanya dia mencintaimu." ucap Hae Gang lagi.


Jin Eon langsung menatap Hae Gang. Hae Gang pun menatap Jin Eon dan berkata tidak mungkin seorang wanita memfoto seorang pria kalau pria itu tidak membuatnya tertarik.
"Dia masih kecil dan tidak mampu mengendalikan perasaannya. Dia akan terus memfotomu dan mengirimkannya padamu. Jangan biarkan gosip2 aneh beredar di kampus dan mempengaruhi jabatanmu. Pastikan kau tetap terkendali." ucap Hae Gang.


Jin Eon terkejut, tapi diam saja. Ia baru bereaksi setelah Hae Gang mengembalikan sepatunya dan berkata membelikan Seol Ri sepatu yang baru. Jin Eon marah dan merasa Hae Gang masih belum memahami kenapa hubungan mereka menjadi sedingin itu. Setelah puas memarahi Hae Gang, Jin Eon kembali masuk ke kampus. Hae Gang menatap kepergian Jin Eon dengan wajah terluka.


Nyonya Kim duduk di ranjangnya dengan wajah lelah. Ia lalu melirik fotonya bersama Hae Gang. Di foto itu, Hae Gang terlihat seperti baru saja menerima penghargaan. Nyonya Kim berdiri mendampingi Hae Gang. Sejurus kemudian, Nyonya Kim membalik foto itu dan melepas bingkainya. Dibalik bingkai itu, ada sebuah foto tua. Fotonya yang sedang menggendong dua bayi.

"Kami memiliki kakakmu, jadi pasti tidak akan sulit mengenalimu. Cepatlah muncul, Yong Gi-ya." ucap Nyonya Kim dengan mata yang berkaca2.

Nyonya Kim lalu mengalihkan pandangannya dan menghela napas.

"Apa yang baru saja kulakukan? Dia bisa pingsan kalau mengetahuinya. Dia sudah membenci cara hidupnya. Dia bisa gila. Dia tak akan tahan." ucap Nyonya Kim dan kembali menatap foto tua itu.


Yong Gi terlihat duduk di tokonya, sambil mengipasi dirinya dan sang nenek. Sementara sang nenek sedang menuliskan sesuatu di kertas. Tiba2, dua bocah laki2 datang dan mencuri makanan di toko Yong Gi. Yong Gi yang melihat itu, langsung meneriaki mereka. Bocah2 itu kabur menyadari aksi mereka dipergoki. Yong Gi tak tinggal diam. Ia mengejar bocah2 nakal itu.


Merasa sudah aman, bocah2 itu menarik napas lega. Tiba2, dari atas mereka.. sreeet.... seseorang menjatuhkan jala pada mereka. Yong Gi pun tertawa puas karena berhasil menangkap bocah2 nakal itu. Namun saat Yong Gi bertanya siapa nama mereka, mereka tidak mau memberitahukannya.


"Kalian masih sekolah kan?" tanya Yong Gi.

"Terus? Beri saja kami hukuman. Siapa sih Ahjumma mencampuri urusan kami? Bahkan guru kami saja sudah menyerah. Orang tua kami pun sudah menyerah." jawab salah satu dari bocah itu.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kau sudah menyerah pada temanmu?" tanya Yong Gi, tapi tak dijawab bocah itu.

"Aku tahu kalian belum menyerah. Aku juga belum menyerah. Baiklah, ayo lakukan hukuman kalian." ucap Yong Gi lagi.


Di kamar, Tae Seok dan Jin Ri sedang melihat rekaman wawancara Yong Gi. Tuan Choi menutup laptopnya dengan kesal kemudian mengomeli Tae Seok dan Jin Ri. Tuan Choi lalu menyuruh Tae Seok menyingkirkan Yong Gi. Jin Ri berkata kalau itu salah Hae Gang, jadi Hae Gang lah yang harus bertanggung jawab. Tae Seok membela Hae Gang. Ia berkata, dirinya yang akan mencari dan menyingkirkan Yong Gi. Setelah mengatakan itu, Tuan Choi beranjak pergi. Tae Seok pun teringat igauan Tuan Choi saat itu.


Yong Gi sudah kembali ke rumahnya. Ia masuk ke kamar dan mendapati sang nenek sudah tertidur. Yong Gi pun terheran2 melihat neneknya sudah tidur, padahal ia hanya pergi sebentar. Yong Gi lalu duduk dan memeriksa tulisan sang nenek. Rupanya sang nenek sedang belajar menulis. Yong Gi memeriksa semua tulisan neneknya. Di akhir tulisan, ia mendapati sang nenek menuliskan sebuah nama pulau. Ia pun menyesal karena tidak pernah mengajak neneknya jalan2. Sementara sang nenek yang pura2 tidur mendengarkan ucapan Yong Gi.


Jin Eon masih berada di lab. Kata2 Hae Gang soal Seol Ri tiba2 saja terngiang2 di telinganya. Jin Eon lalu mengecek ponselnya dan terkejut mendapati foto2nya yang dikirimkan oleh Seol Ri. Go Sunbae datang, mengajak Jin Eon makan diluar. Setelah menyimpan berkas2nya, Jin Eon pun pergi duluan. Namun langkahnya langsung terhenti begitu melihat Seol Ri yang berjalan ke arahnya. Seol Ri pun begitu, kaget melihat Jin Eon.


"Ini makalahnya." ucap Seol Ri sambil memperlihatkan makalahnya.

"Letakkan di meja." suruh Jin Eon.

"Terima kasih karena kau sudah membantuku. Payung ini akan kuletakkan di mejamu." ucap Seol Ri.

Jin Eon lalu melirik sandal yang digunakan Seol Ri.

"Aku merasa sedikit gerah. Bukankah ini keliatan keren?" ucap Seol Ri.

"Kau kelihatan sedikit berbeda hari ini." jawab Jin Eon.

Bersambung ke Part 3

Post a Comment

1 Comments

  1. Jadi, ternyata Hae Gang dan Yong Gi saudara kembar, ya ?? Aku pikir cuma wajahnya saja yang kebetulan mirip. Wahhh, jadi makin seru nih !

    ReplyDelete