Temptation Of An Angel Ep 7

Sebelumnya <<<


"Jadi nama perusahaanmu Robinsi? Aku belum pernah mendengar nama itu." ucap Ah Ran.

Hyun Woo pun langsung memberikan kartu namanya pada Ah Ran dan menjelaskan tentang perusahaannya. Ia berkata sudah lama menetap di Amerika dan baru saja kembali ke Korea, jadi dirinya hanya memulai bisnis resort kecil.

"Resort kecil?" tanya Ah Ran.

"Itu baru awalnya, aku berencana membangun lapangan golf dan memperbesar resort-ku juga." jawab Hyun Woo.

"Aku sudah mencari tahu sebelumnya dan tampaknya dirimu akan membutuhkan banyak uang dan koneksi. Orang tuamu pasti kaya." ucap Ah Ran.

"Orang tuaku memiliki beberapa hotel di luar negeri. Kudengar orang tuamu juga memiliki bisnis besar di Amerika. Apa yang mereka lakukan?" jawab Hyun Woo.

Ah Ran pun tersipu malu... Namun rupanya Ah Ran cukup berhati2. Ia tidak percaya begitu saja dengan yang dikatakan Hyun Woo. Ia berkata mereka harus mempelajari lebih lanjut sebelum memulai kerja sama mereka. Mendengar hal itu, wajah Hyun Woo pun langsung berubah kesal.



Joo Seung ke toko Ah Ran. Seketaris Ah Ran pun datang memberitahu Joo Seung kalau Ah Ran sedang pergi menemui seorang klien. Joo Seung pun heran mendengarnya. Ia berkata sudah janji makan siang dengan Ah Ran.

"Manajer pergi dengan terburu2 setelah menerima telepon dari klien." jawab seketaris Ah Ran.


Wajah Joo Seung pun langsung berubah kesal. Sementara yang dibicarakan lagi makan siang dengan Hyun Woo. Saat tengah asyik berbincang2 dengan Hyun Woo, Ah Ran pun dikagetkan dengan pria yang pernah datang menemuinya di toko. Pria itu berdiri di depan jendela restoran dan menatap Ah Ran dalam2.


Ah Ran kaget. Saking kagetnya, ia sampai menjatuhkan gelas air minumnya. Roknya pun basah terkena air. Hyun Woo langsung mengambil sikap. Ia menutupi rok Ah Ran yang basah dengan jasnya. Ah Ran tertegun melihatnya. Hyun Woo juga menyuruh pelayan menukar taplak mejanya.

"Kau tidak perlu melakukannya." ucap Ah Ran.

"Lakukan apa yang kukatakan. Aku tidak ingin tamuku merasa tidak nyaman saat sedang bersamaku." jawab Hyun Woo.


Hyun Woo dan Ah Ran akhirnya selesai makan siang. Ah Ran pun ingin menjabat tangan Hyun Woo sebelum mereka berpisah. Namun Hyun Woo menolak. Ia berkata mereka akan berjabat tangan setelah penandatanganan kontrak. Hyun Woo pun beranjak pergi. Begitu Hyun Woo pergi, Ah Ran langsung menemui pria itu.

"Apa yang kau lakukan disini!" tanya Ah Ran kesal.

"Karena kau tidak bisa dihubungi, jadi aku datang menemuimu. Aku sangat merindukanmu." jawab pria itu.

"Bukankah sudah kubilang jangan muncul di hadapanku! Kau ingin melihatku mati?" ucap Ah Ran.

"Aku tahu suamimu sudah meninggal. Jadi sekarang kita sudah bisa bertemu lagi. Kau harus segera pindah dari rumah suamimu. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu." jawab pria itu.


Pria itu pun mau memeluk Ah Ran. Ah Ran langsung menjerit.

"Jangan menyentuhku! Aku sangat jijik dengan pria sepertimu. Karena itulah jangan pernah muncul lagi di hadapanku! Aku tidak punya waktu untuk orang2 sepertimu!" ucap Ah Ran.

Pria itu pun terdiam tapi hanya untuk beberapa saat.

"Aku akan memberikan seluruh hidupku padamu. Ini desain yang kubuat untukmu." ucap pria itu lagi sambil memberikan konsep desainnya.

"Aku tidak membutuhkan semua ini!" teriak Ah Ran sambil melemparkan konsep desain pria itu.

"Soul akan tetap berjalan tanpa dirimu. Aku sudah memiliki design interior yang handal. Jadi jangan membuang2 waktumu lagi dan pergilah." ucap Ah Ran lagi, lalu beranjak pergi.

Pria itu menyusul Ah Ran, Rosemary....


Hyun Woo ternyata masih berada di sana. Sedari tadi ia melihat Ah Ran bersama pria itu. Begitu Ah Ran dan pria itu pergi, ia pun muncul dan mengambil konsep desain pria itu. Betapa terkejutnya ia melihat desain2 pria itu yang cukup menarik.


Sementara itu, Presdir Shin berbicara dengan kedua anaknya. Ia berkata perasaannya tidak enak membiarkan Ah Ran mengurus perusahaan. Hyun Min pun bertanya kenapa sang ayah harus merasa tidak enak?

"Dia kan juga anakmu." ucap Hyun Min.

"Dia sudah keguguran. Jadi dia sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan kita. Siapa yang bisa menjamin apakah dia akan tetap menjadi menantu di rumah ini atau tidak?" jawab Presdir Shin.

"Kau benar ayah, tapi kita tidak bisa melakukan apa2 sekarang." ucap Hyun Ji.

"Aku sudah memikirkan hal ini masak2. Aku putuskan untuk mengangkat Joo Seung sebagai anakku." jawab Presdir Shin.


Hyun Min dan Hyun Ji pun kaget.

"Hyun Min, kau tidak cocok mengurus perusahaan. Dokter Nam sangat pintar. Dia bisa menjadi tangan kananku menggantikan Hyun Woo. Aku ingin dia segera keluar dari rumah sakit dan membantu Ah Ran mengurus Soul." ucap Presdir Shin lagi.


Nyonya Jo yang baru mendengar itu pun menentangnya.

"Mengadopsi Joo Seung Oppa? Aku juga menentangnya." jawab Hyun Ji.

"Dengan begini Joo Seung akan memiliki keluarga lagi. Dan aku dapat memilikinya sebagai pengganti Hyun Woo. Ini akan menjadi keuntungan bagi kedua belah pihak. Kenapa kalian menentangnya!" ucap Presdir Shin.

"Tidak ada seorang pun yang bisa menggantikan Hyun Woo." jawab Nyonya Jo.

Presdir Shin pun marah dan langsung menatap tajam Nyonya Jo.

"Apa kau lupa siapa yang membuat Soul jatuh ke tangan Ah Ran? Jika kau punya kesadaran, kau harusnya memohon padaku untuk melakukan ini!"

"Tidak bisa! Sampai aku mati, aku tidak akan mengadopsi siapapun. Sebelum aku mati, aku tidak akan membiarkan Dokter Nam menjadi anak kita!" jawab Nyonya Jo.


Tepat saat itu Joo Seung datang dan mendengar semuanya.

"Dokter Nam adalah orang asing yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kita!" ucap Nyonya Jo.
Nyonya Jo pun berhenti bicara setelah menyadari kehadiran Joo Seung. Joo Seung terlihat kesal. Presdir Shin menyuruh Joo Seung masuk. Ia berkata ingin menyampaikan sesuatu pada Joo Seung. Namun Joo Seung yang sakit hati menolak.

"Aku datang di waktu yang salah. Nyonya Jo tidak nyaman dengan kehadiranku. Aku akan datang lagi nanti." jawab Joo Seung lalu pergi.


Presdir Shin pun kembali menatap tajam istrinya.

"Kau wanita iblis! Ibu macam apa yang mengatakan sesuatu seperti itu!" ucap Presdir Shin, lalu pergi.
Nyonya Jo pun terdiam dan hanya bisa menarik napasnya. Sedangkan Hyun Ji tampak memikirkan sesuatu. Hmm... penasaran dengan yang dipikirkan Hyun Ji, kira2 apa ya??


Joo Seung keluar dari rumah Keluarga Shin dengan wajah kesal. Tepat saat itu, Ah Ran pun tiba di rumah. Ah Ran terkejut melihat Joo Seung keluar dari rumah Hyun Woo. Joo Seung pun langsung menatap Ah Ran dengan kesal.

"Kau melupakan janji kita?" ucapnya.

"Maafkan aku. Aku lupa. Aku buru2 pergi karena ada meeting dengan klienku." jawab Ah Ran.

"Kau bahkan tidak menelponku." ucap Joo Seung.

"Aku kan sudah minta maaf. Kenapa kau begitu marah?" tanya Ah Ran heran.

Joo Seung pun mencengkram lengan Ah Ran. Ah Ran kaget.

"Dengarkan aku baik2. Jangan buang2 waktumu dengan siapapun klienmu. Urus Soul dan keluar secepatnya dari rumah ini. Jika tidak, aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan padamu." ancam Joo Seung.

"Apa maksudmu?" tanya Ah Ran kaget.

"Aku akan menghancurkan semuanya." jawab Joo Seung, lalu pergi.


Ah Ran terkejut saat diberitahu Nyonya Jo tentang keinginan Presdir Shin mengadopsi Joo Seung. Ia pun langsung kesal. Nyonya Jo membujuk Ah Ran untuk menghentikan semuanya. Ia berkata hanya Ah Ran satu2nya orang yang bisa merubah pikiran Presdir Shin.

"Jangan cemas. Aku tidak akan membiarkan kecemasan ibu menjadi kenyataan." jawab Ah Ran sambil menatap tajam Nyonya Jo.


"Jadi dia mau mengangkat Joo Seung sebagai anak untuk menggantikan Hyun Woo agar bisa menyerangku?" ucap Ah Ran ketika sudah berada seorang diri di kamarnya.

"... tapi apa yang dilakukan? Orang yang dipercayainya akan segera berubah menjadi seekor harimau." ucap Ah Ran lagi.


Ah Ran pun berhenti bicara karena kedatangan Hyun Ji. Hyun Ji membujuk Ah Ran untuk mengembalikan perusahaan pada ayahnya. Ah Ran pun heran. Hyun Ji pun mengakui perasaannya pada Joo Seung. Hyun Ji menyukai Joo Seung! Ah Ran kaget setengah mati.

(Jadi karena itu Hyun Ji nentang keputusan ayahnya yang ingin mengadopsi Joo Seung)


"Aku tidak menceritakannya pada siapapun, termasuk Joo Seung Oppa. Ini bukan hanya perasaan sesaat. Aku sudah merasakannya sejak lama. Jadi kumohon, tolong aku. Aku tidak mau Joo Seung Oppa menjadi anggota keluarga kita." ucap Hyun Ji.

"Ini tidak mungkin. Dokter Nam sudah seperti kakak bagimu." jawab Ah Ran.

"Kami tidak memiliki hubungan darah. Kembalikan perusahaan pada ayah agar ayah membatalkan niatnya mengadopsi Joo Seung Oppa." ucap Hyun Ji.

Setelah mengatakan itu, Hyun Ji pun keluar dari kamar Ah Ran. Ah Ran kaget. Ia tidak menyangka Hyun Ji akan menyukai Joo Seung.

"Takdir buruk tidak akan pernah meninggalkan keluarga ini." ucap Ah Ran lagi.


Hari semakin larut, namun Hyun Woo masih terjaga. Ia masih mempelajari berkas2nya. Karena lelah, Hyun Woo pun mengalihkan perhatiannya sebentar. Ketika matanya melihat ke bawah jendela, ia melihat sosok Jae Hee. Senyumnya pun mengembang dan ia langsung menelpon Jae Hee. Jae Hee pun gembira ditelpon oleh Hyun Woo.

"Ahjussi!" pekiknya riang.

"Dimana kau sekarang?" tanya Hyun Woo sambil tersenyum pada Jae Hee.

Jae Hee pun berbohong. Ia berkata dirinya ada di rumah sakit.

"Rumah sakit?" tanya Hyun Woo heran.

"Kau sudah makan? Kau tidak boleh bekerja dengan perut kosong. Kau masih dalam masa pemulihan setelah kecelakaan itu. Kalau kau merasa sakit, cepatlah datang ke rumah sakit." jawab Jae Hee.

"Jangan cemaskan aku. Pikirkan dirimu. Kau sudah makan?" tanya Hyun Woo masih menatap Jae Hee.

"Aku sudah memesan nasi goreng." jawab Jae Hee.


Tiba2, Jae Hee bersin2. Hyun Woo kaget dan cemas. Ia lantas mengambil syalnya dan turun ke bawah. Namun langkahnya terhenti saat dirinya sudah tiba di depan pintu karena ia melihat Jae Hee.

"Pesanan nasi gorengku sudah datang. Aku akan menutup teleponnya." ucap Jae Hee lagi.


Hyun Woo pun menatap Jae Hee lirih. Jae Hee lantas beranjak pergi. Begitu Jae Hee pergi, Hyun Woo langsung keluar dari apartemennya. Namun ia tak jadi mengejar Jae Hee. Ia hanya terdiam menatap kepergian Jae Hee dengan tatapan lirih.

"Jae Hee, kenapa kau harus harus muncul di hadapanku? Kuatkan hatimu. Jangan jatuh cinta pada seseorang sepertiku. Aku tidak ingin membuatmu merasakan ketidakbahagiaanku." ucap Hyun Woo.


Keesokan harinya... Joo Seung sedang meluapkan emosinya di lapangan tennis. Kata2 Nyonya Jo kemarin masih terngiang2 di telinganya. Kata2 itu ternyata begitu melukai hatinya. Joo Seung pun berhenti memukul bola saat dirinya terjatuh. Tangan seseorang tiba2 terulur. Tangan itu ternyata milik Shin Hyun Woo!! Ya, ternyata Hyun Woo adalah lawan main tennis Joo Seung sejak tadi.

"Aku pasti akan menang lain kali." ucap Joo Seung, sebelum pergi.

Hyun Woo pun menatap tajam kepergian Joo Seung.


Ah Ran datang menemui Presdir Shin. Namun Presdir Shin tampak cuek. Ya, Presdir Shin masih marah karena Ah Ran mengambil alih perusahaan. Ah Ran meminta Presdir Shin datang ke kantor karena dirinya akan mengurus toko hari itu.

Presdir Shin marah, kau menyuruhku bekerja sebagai anak buahmu! Berani sekali dirimu!

"Ada kesempatan besar untuk Soul. Ada perusahaan besar yang berencana membeli produk kita. Jika kau dapat mendukungku sepenuhnya, aku akan menyerahkan perusahaan padamu cepat atau lambat." ucap Ah Ran.

Ah Ran lalu beranjak pergi. Begitu Ah Ran pergi, Presdir Shin pun langsung memeriksa berkas yang ditinggalkan Ah Ran. Ia pun terkejut.

Sebelum masuk ke mobilnya, Ah Ran menghubungi Joo Seung. Namun Joo Seung tidak bisa dihubungi membuat ia kesal. Beberapa detik kemudian, sebuah pesan dari Ahn Jae Sung pun di terimanya.

[Aku sedang mencari perusahaan furniture lain. Aku akan menghubungimu segera setelah aku selesai meeting]

Ah Ran pun kesal, dia mencari penawaran terbaik disana sini! Ahn Jae Sung!


Hyun Woo masih di apartemennya. Ia sedang memeriksa sesuatu. Saat Ah Ran menelponnya, ia tersenyum senang. Senyumnya pun makin melebar saat Ah Ran mengajaknya bertemu untuk melanjutkan meeting mereka kemarin.


Hyun Ji pergi menemui Joo Seung di rumah sakit. Ia mengajak Joo Seung minum teh. Namun Joo Seung menolaknya karena ada janji dengan pasien. Joo Seung lalu masuk ke dalam, namun kata2 Hyun Ji membuat langkahnya terhenti.

"Aku sudah mengumpulkan semua keberanianku untuk datang ke sini." ucap Hyun Ji.

Hyun Ji lalu menatap Joo Seung. "Oppa, apa yang kau pikirkan tentang diriku?"

"Apa maksudmu?" tanya Joo Seung heran.

"Jadi Eonni tidak mengatakannya padamu? Dia tidak bilang bahwa aku menyukaimu?" jawab Hyun Ji.

"Apa?" kaget Joo Seung.

"Oppa, menikahlah denganku." pinta Hyun Ji.

Mendengar kata2 Hyun Ji, wajah Joo Seung pun berubah kesal.


"Sudah ada orang yang kusukai. Jika aku akan menikah, aku akan menikah dengannya." ucap Joo Seung.


Joo Seung pergi menemui Nyonya Jo. Awalnya, sikap Joo Seung sangat bersahabat dengan Nyonya Jo. Namun sikap bersahabat Joo Seung pun langsung berubah lantaran kata2 yang diucapkan Nyonya Jo.

"Kau tahu suamiku kan? Jika suamiku mengatakan soal adopsi, kau harus menolaknya. Jika kau menolaknya aku yakin dia tidak akan mengatakan apa2 lagi." ucap Nyonya Jo.

"Tolong habiskan tehmu sebelum kita melanjutkan pembicaraan ini." jawab Joo Seung kesal.

"Aku tidak punya banyak waktu. Aku harus pergi ke villa sekarang." ucap Nyonya Jo.

"Jika menjadi anak adopsi tidak boleh, bagaimana kalau mejadi anak menantu?" tanya Joo Seung.


Nyonya Jo pun kaget, apa? Menantu?

"Melihat ekspresimu, sepertinya Hyun Ji belum menceritakannya padamu. Dia bilang dia menyukaiku dan ingin menikah denganku." jawab Joo Seung.

"Apa?" kaget Nyonya Jo.

"Aku tidak pernah berpikir tentang adopsi atau apapun karena itu sama saja dengan aku mengkhianati ayahku. Tapi aku dapat mempertimbangkan menjadi menantumu." ucap Joo Seung.

“Menurutku Hyun Ji gadis yang cukup menarik.” Ucap Joo Seung lagi, membuat Nyonya Jo semakin kaget.

Joo Seung lalu tersenyum sinis dan beranjak pergi meninggalkan Nyonya Jo yang masih syok.

“Tidak mungkin, bagaimana bias Hyun Ji…” ucapnya syok.



Ah Ran datang ke tempat nge-gym Hyun Woo. Ia mengamati setiap gerakan tubuh Hyun Woo yang sedang nge-gym. Hyun Woo lantas menghampiri Ah Ran dan berkata kalau Ah Ran tidak perlu datang jauh2 hanya untuk menemuinya.

“Ini karena dirimu yang tidak mau menjawab teleponku. Aku merasa kontrak kita seperti akan batal.” Jawab Ah Ran.

“Bukankah sudah kubilang diriku sangat tertarik dengan Soul.” Ucap Hyun Woo.

“Kalau begitu apa kita bias melihat lokasinya sekarang?” Tanya Ah Ran.

“Sepertinya kau tipe orang yang sangat berhati2. Baiklah. Tapi aku harus mandi dulu.” Jawab Hyun Woo.



Ah Ran dan Hyun Woo akhirnya pergi menuju lokasi resort yang diceritakan Hyun Woo. Ah Ran pun terkejut begitu menyadari jalan yang mereka lalui adalah jalan dimana dirinya mengalami kecelakaan dengan Hyun Woo. Ia langsung teringat kecelakaan itu.

Hyun Woo melirik sekilas ke arah Ah Ran dan tersenyum... Sepertinya Hyun Woo memang sengaja membawa Ah Ran ke lokasi kecelakaan itu. Ah Ran lalu bertanya dimana lokasi resort Hyun Woo.

"Di Jang Heung. Pemandangannya sangat indah disana. Saking indahnya sampai membuatmu tidak ingin kembali ke Seoul." jawab Hyun Woo.


Jawaban Hyun Woo langsung membuat Ah Ran pucat. Why? Karena Jang Heung adalah lokasi dimana mereka mengalami kecelakaan yang membuat Hyun Woo koma.

"Aku selalu merasakan hal ini setiap kali aku datang ke sini. Jalanan disini sangat bagus kan? Mengingatkanku pada musim gugur." ucap Hyun Woo.

Hyun Woo lantas bertanya apa Ah Ran sudah pernah kesana?

"Ini kali pertama aku datang ke sini." jawab Ah Ran.

"Wanita cantik sepertimu tidak pernah berkencan disini? Sulit dipercaya. Aku menyukai tempat ini karena tempat ini sangat populer bagi pasangan kekasih." ucap Hyun Woo.

"Kita istirahat sebentar. Aku mau mengambil beberapa foto." ucap Hyun Woo lagi.


Hyun Woo pun turun dari mobilnya, diikuti oleh Ah Ran. Sengaja! Lagi2 Hyun Woo sengaja memberhentikan mobilnya di sana. Ah Ran pun merasa tidak nyaman. Ia semakin tak nyaman saat membaca sebuah banner yang terpasang di sisi jalan.

[MENCARI SAKSI DARI SEBUAH KECELAKAAN]


Begitulah tulisan yang ada di banner itu. Ah Ran pun langsung mengajak Hyun Woo pergi. Hyun Woo memberitahu Ah Ran kalau banner itu sudah terpasang disana sejak beberapa bulan yang lalu.

"Sayang sekali. Bagaimana perasaan keluarganya?" ucap Hyun Woo.

"Benarkah?" tanya Ah Ran.

Ah Ran lantas melirik banner itu dan bertanya2 dalam hatinya siapa yang meletakkan banner itu di sana. Ia pun semakin merasa tidak nyaman.


Sementara itu Hyun Min tampak sibuk di tokonya. Dengan susah payah, ia mengangkut kardus besar ke atas mobil pick up. Namun belum lagi kardus itu duduk manis di atas mobil, ia terjatuh. Untunglah, Yeon Jae cepat datang dan membantu Hyun Min mengangkat kardus itu. Yeon Jae mengangkat kardus itu dengan entengnya. Yeon Jae lalu mengomeli Hyun Min.

"Kau makan daging setiap hari, tapi kenapa mengangkat ini saja kau tidak mampu! Pria macam apa kau ini!"


Hyun Min yang kesal malah mengatai Yeon Jae monster. Hyun Min lalu hendak masuk ke toko. Namun mata Yeon Jae menangkap sesuatu yang aneh di bagian bokong Hyun Min. Yeon Jae pun langsung memeriksanya. Ia pun tertawa keras lantaran celana Hyun Min robek saat mengangkut kardus2 tadi. Tawanya pun semakin keras lantaran celana dalam Hyun Min yang bermotif bunga itu kelihatan.


"Apa kau ini perempuan? Dulu aku juga mengenakan celana bermotif bunga saat aku masih duduk di sekolah dasar." ledek Yeon Jae.

"Apa kau ingin ditangkap karena kasus pelecehan seksual! Wanita ini sama sekali tidak punya rasa malu!" umpat Hyun Min, lalu masuk ke dalam sambil menutupi bagian celananya yang robek dengan tangannya.


"Semakin aku melihatnya, dia semakin manis. Dia benar2 mengingatkanku pada seseorang." ucap Yeon Jae sambil tersenyum.

(Suka suka suka sukaaa pake banget kalau udah adegan mereka berdua. Dilihat2 Hyun Min dan Yeon Jae cocok juga)


Hyun Woo dan Ah Ran pun sampai di sebuah villa. Villa itu terlihat seperti villa milik keluarga Hyun Woo. Hyun Woo pun menjelaskan kalau dirinya membenci hal2 yang rumit jadi ia memutuskan untuk membeli sebuah resort kelas tinggi sendiri dan desain interior sendiri.

"Apa villa ini milikmu?" tanya Ah Ran.

"Bukan, tapi akan segera menjadi milikku." jawab Hyun Woo.

"Kenapa begitu?" tanya Ah Ran.

"Karena salah satu pemiliknya terus menolak menjual villa ini. Tapi pada akhirnya dia akan menjualnya. Aku selalu bisa mendapatkan apapun yang kuinginkan." jawab Hyun Woo.


Tak berapa lama kemudian, Hyun Woo pun meralat ucapannya. Ia berkata pernah gagal sekali. Ia gagal karena seorang wanita.

"Seorang wanita?" tanya Ah Ran.

"Ada wanita yang kucintai, tapi dia malah mengkhianatiku. Dia tidak mencintaiku, tapi mencintai uangku." jawab Hyun Woo sambil menatap tajam Ah Ran.

"Kudengar kau sudah menikah?" tanya Hyun Woo lagi.

"Itu benar, tapi suamiku sudah meninggal. Jadi apa kita bisa mulai menandatangani kontraknya?"

"Kalau kau setuju dengan kontrak kita, maka Soul harus bersiap2. Aku tidak tertarik dengan mebel yang dijual di toko mana pun. Aku ingin furniture yang unik untuk resort-ku."

"Tentu saja jika itu yang diinginkan klien kami."


Sementara itu Hyun Ji sedang membujuk ibunya agar merestui hubungannya dengan Joo Seung. Namun sang ibu menolak memberi restu. Hyun Ji pun bingung.

"Dimana masalahnya? Joo Seung Oppa memiliki masa depan yang cerah." ucap Hyun Ji.

"Pokoknya tidak boleh!" larang Nyonya Jo.

Waah, kayaknya Nyonya Jo benci banget ama Joo Seung. Jadi penasaran kenapa Nyonya Jo sebegitu bencinya ama Joo Seung. Kayaknya alasan Nyonya membenci Joo Seung ada hubungannya dengan balas dendam Joo Seung ke Shin Family..


Hyun Woo mengantarkan Ah Ran kembali ke toko. Ia pun langsung melajukan mobilnya setelah Ah Ran turun dari mobilnya. Ah Ran berjalan masuk ke tokonya dengan senyum lebar di wajahnya. Namun senyumnya seketika menghilang ketika pria itu tiba2 muncul di hadapannya. Hyun Woo pun langsung menginjak rem saat melihat Ah Ran berbicara dengan pria itu dari kaca spionnya.


"Rosemary, aku tidur semalaman demi menyiapkan desain ini. Desain ini bukan desain sembarangan. Kau sumber inspirasi desain ini."

"Cukup! Cukup! Cukup! Kenapa kau selalu menempel padaku seperti permen karet! Jangan panggil aku Rosemary lagi!"

"Aku tidak bisa melakukannya, Rosemary. Kumohon, lihatlah apa yang kugambar. Aku yakin kau akan menyukainya."

"Baiklah aku menerimanya. Tapi kumohon jangan muncul di hadapanku lagi! Kalau kau masih mengikutiku, aku akan melaporkanmu pada polisi!" ancam Ah Ran.

Ah Ran lalu masuk ke tokonya. Setibanya di dalam, ia memberitahu seketarisnya kalau mereka harus segera menyiapkan desain terbaru. Ah Ran lalu menanyakan Robinsi. Seketarisnya pun mengatakan Robinsi adalah perusahaan yang sehat.

"Benarkah? Kalau begitu kau boleh pergi sekarang." ucap Ah Ran pada seketarisnya.


Ah Ran lantas duduk di mejanya dan tersenyum lebar...

"Shin Hyun Woo, sepertinya kau masih mencintaiku bahkan walaupun kau sudah mati. Kupikir kau akan mengutukku. Terima kasih. Ini adalah hadiah yang tidak pernah kusangka." ucap Ah Ran.


Sementara itu, Hyun Woo yang masih berada di mobilnya teringat percakapannya dengan pria itu. Hyun Woo dan pria itu duduk di sebuah coffee shop. Hyun Woo bertanya dimana pria itu bertemu dengan Ah Ran? Apakah di klub?

"Wanita itu tidak pernah menyukaiku, dia menyukai uangku." jawab pria itu.

"Kau orang yang berbakat tapi kenapa kau memberikan desainmu pada Rosemary?" tanya Hyun Woo.

"Jika aku memberikan desainku padanya, dia akan menyukaiku bahkan menciumku." jawab pria itu.


Flashback end--setelah mengingat percakapannya dengan pria itu, Hyun Woo pun langsung menghubungi seseorang. Pada orang itu, ia menanyakan pemilik asli Resort Jang. Ia pun mendapat informasi jika orang itu menetap di Chicago.

"Lalu apa dia memiliki pengacara atau perwakilan di Korea? Ini mendesak. Tolong cari tahu." ucap Hyun Woo lagi.


Di rumah, Ah Ran sedang berbincang dengan Presdir Shin. Presdir Shin berkata sudah melihat proposalnya. Presdir Shin lantas bertanya bagaimana orang itu (Ahn Jae Sung) bisa menemukan Ah Ran?

"Dia menyukai desainku jadi dia datang mencariku." jawab Ah Ran.

"Tapi melihat kondisi perusahaan sekarang, sepertinya hal itu akan sulit." ucap Presdir Shin.

"Itulah kenapa aku membutuhkan bantuanmu. Tolong hubungi semua pabrik yang ayah tangani di masa lalu. Jika kesepakatan ini sukses, aku akan mengembalikan perusahaan pada ayah." jawab Ah Ran.

"Kenapa aku harus percaya padamu?" tanya Presdir Shin.

"Ayah, aku tidak pernah menginginkan uang ataupun jabatan. Yang aku inginkan adalah membuat Soul menjadi yang terbaik di negara ini. Selama aku bisa melihat senyum Hyun Woo dari langit, aku rela melakukan apapun." jawab Ah Ran.

Namun Presdir Shin masih terlihat ragu. Untuk meyakinkan Presdir Shin, Ah Ran pun memberikan stempelnya. Barulah Presdir Shin percaya. Ah Ran pun tersenyum senang.


Ah Ran kembali ke kamarnya dengan membawa setumpuk majalah desain. Saat hendak membukanya, ia teringat konsep desain pria itu. Ah Ran pun akhirnya melihat konsep desain pria itu. Ia pun terkejut karena desain pria itu sangat unik. Ia lantas menelpon pria itu.

"Desainmu tidak buruk, tapi dimana kartu memorinya? Apa kau lupa memberikannya padaku?" tanya Ah Ran.


Pria itu pun berkata jika ia memberikan kartu memorinya pada Ah Ran, maka ia tidak bisa menemui Ah Ran lagi. Pria ini memang tergila2 pada Ah Ran. Di dinding kamarnya penuh dengan foto2 Ah Ran.

"Desainku sudah seperti anakku. Kau menginginkan anakku, tapi tidak menginginkanku. Aku sangat terluka. Semua desainku yang kuberikan padamu, aku menyimpannya di albumku."


Ah Ran pun kaget, apa! Bukankah sudah kubilang jangan meninggalkan bukti!

"Aku hanya menyimpan foto anakku di dalam sebuah album. Aku tidak tahu kenapa, tapi seseorang menyuruhku untuk menjaga desainku."

"Siapa yang menyuruhmu melakukannya!" teriak Ah Ran.

Sedetik kemudian, Ah Ran langsung melunakkan nada suaranya. Ia mengajak pria itu makan siang. Ia berjanji akan membuatkan makan siang yang enak untuk pria itu. Pria itu pun setuju. Selesai berbicara dengan pria itu, Ah Ran marah2.


Sementara itu, Hyun Woo sedang mengirimkan sebuah email untuk seseorang.

[Hallo... Namaku Ahn Jae Sung dari Seoul, Korea. Alasanku mengirimkan email ini karena aku ingin menawarkan bantuan untuk resort anda]


Sementara itu di kamarnya, Ah Ran memodifikasi konsep desain pria itu.


Keesokan harinya, di kantornya Ah Ran menyuruh seseorang mencari catatan, kartu memori dan foto desain milik pria itu.


Dan Hyun Woo menyuruh seseorang mengirimkan CD atas nama Rosemary.


Ah Ran lantas mengajak Hyun Woo ketemuan. Mereka bertemu di lokasi kecelakaan itu. Begitu bertemu, Ah Ran langsung menunjukkan beberapa desainnya. Hyun Woo pun memuji desain Ah Ran sebagai desain uang unik. Wajah Hyun Woo lalu berubah menjadi kesal.

Ponsel Ah Ran tiba2 berbunyi. Telepon dari seseorang yang bernama Jung Sang Mo. Entah siapa orang itu, yang jelas begitu Ah Ran mendapat telepon dari orang itu, dirinya langsung beranjak pergi.


Sementara itu, pria itu menunggu Ah Ran di sebuah kafe. Sepertinya pria itu lah yang bernama Jung Sang Mo.


Pengawal yang disewa Ah Ran dulu sedang mengacak2 kediaman Jung Sang Mo. Mereka pun menemukan apa yang diminta oleh Ah Ran.


Para pengawal itu langsung menemui Ah Ran di pinggir jalan. Mereka menyerahkan foto juga laptop yang berisi desain2 Jung Sang Mo. Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, ia pun memberikan sejumlah uang pada para pengawalnya.


Jung Sang Mo kembali ke rumahnya. Ia pun terkejut melihat kondisi rumahnya yang berantakan. Ia lantas mencari desain2nya dan semakin terkejut menyadari desain2nya sudah hilang. Ponselnya lalu berbunyi. Telepon dari Ah Ran.

"Dengarkan aku baik2. Meskipun kau satu2nya orang yang tersisa di muka bumi ini, aku tidak akan pernah memikirkan orang sepertimu. Jadi lupakan diriku." ucap Ah Ran.

Jung Sang Mo pun berkaca2, Rosemary kenapa kau lakukan ini? Bukankah kau juga mencintaiku?

"Aku mencintai desainmu. Aku berharap kau bertemu dengan wanita yang baik. Hiduplah dengan baik sampai kau mati." ucap Ah Ran.


Pembicaraan terputus. Jung Sang Mo pun terpukul.

Ah Ran kemudian menemui Joo Seung. Ia menyuruh Joo Seung menyingkirkan foto2 desain Jung Sang Mo. Ah Ran juga memberitahu Joo Seung kalau pria itu terus saja mengikutinya. Joo Seung pun menenangkan Ah Ran dengan mengatakan ia akan mengurus semuanya.

Ah Ran lalu mendapat telepon dari kantor polisi. Ia terkejut saat polisi mengatakan menemukan bukti baru.

Ah Ran dan Joo Seung langsung perg ke kantor polisi. Tanpa mereka sadari, Hyun Ji melihat mereka meninggalkan rumah sakit dengan langkah tergesa2. Hyun Ji pun menelpon Ah Ran. Namun Ah Ran berbohong. Ah Ran berkata dirinya sedang berada di toko.

"Kenapa dia berbohong?" guman Hyun Ji heran.


Ah Ran dan Joo Seung tiba di kantor polisi. Mereka terkejut saat polisi menunjukkan bukti berupa potongan boneka silikon dan rambut palsu. Ah Ran pun heran kenapa barang2 itu bisa ada di villa.

Joo Seung pun berbisik, apa kau yakin Hyun Woo berada di sana?

"Tidak. Dia tidak mungkin bisa lolos." jawab Ah Ran.


Di depan kantor polisi, Joo Seung kembali bertanya pada Ah Ran, apa Ah Ran benar2 yakin kalau Hyun Woo sedang berbaring saat dirinya mengunci jendela. Ah Ran pun mengangguk. Joo Seung lalu memberitahu Ah Ran kalau Hyun Woo pintar membuat boneka.

"Jadi maksudmu Hyun Woo masih hidup?" tanya Ah Ran.

"Mereka tidak menemukan jejak Hyun Woo di villa. Bukankah ini aneh?" jawab Joo Seung.

"Kalau Hyun Woo masih hidup, kenapa dia tidak muncul? Seharusnya dia kembali ke rumahnya dan memberitahu keluarganya." ucap Ah Ran.

"Mungkin dia bersembunyi di tempat rahasia yang tidak kita ketahui. Kau pulanglah ke rumah sekarang. Siapa tahu dia sudah menghubungi keluarganya." jawab Joo Seung.


Hyun Ji pulang ke rumah. Tangannya memegang sebuah amplop. Ia menanyakan Ah Ran pada sang ibu. Sang ibu berkata kalau Ah Ran belum pulang. Sang ibu lantas membuka amplop di tangan Hyun Ji. Isi amplop itu adalah sebuah CD atas nama Rosemary

Nyonya Jo lalu menyuruh Hyun Ji memutar CD itu. Tepat saat itu, Ah Ran pulang. Ah Ran pun terkejut saat Nyonya Jo bertanya tentang Rosemary.

"Ada yang mengirimkan CD ini. Namanya Rosemary. Apa dia seseorang yang dikenal Hyun Min?" tanya Nyonya Jo.

"Ah itu untukku. Rosemary adalah nama kepala desain kami." jawab Ah Ran.


Ah Ran pun beranjak ke kamarnya. Setibanya di kamar, ia langsung memutar CD itu. Ia pun terkejut melihat isi CD itu. CD itu adalah CD saat dia tengah menari erotis di sebuah klub. Ah Ran langsung menutup laptopnya begitu Hyun Ji masuk ke kamarnya.

"Kenapa kau begitu terkejut? CD apa itu?" tanya Hyun Ji.

"Aku sudah bilang kan itu CD tentang desain kami." jawab Ah Ran.

"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu." ucap Hyun Ji.



"Ada yang ingin kutanyakan. Kenapa kau berbohong? Kau bilang kau ada di toko tapi kenyataannya kau ada di rumah sakit Joo Seung Oppa. Apa yang kau sembunyikan dariku?" tanya Hyun Ji sambil menatap tajam Ah Ran.

Ah Ran pun terkejut, Hyun Ji...

"Katakan! Waktu aku mendengar kalau Joo Seung Oppa sudah memiliki kekasih, rasanya aku mau gila. Aku tahu itu tidak mungkin. Tapi melihatmu pergi berdua dengan Joo Seung Oppa membuatku tidak tahan. Apa kalian berdua....?"

"Hyun Ji, bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu? Kau benar2 berlebihan! Kakakmu baru saja meninggal!" ucap Ah Ran marah.

"Kalau begitu jelaskan padaku!" pinta Hyun Ji.


"Sebenarnya ibumu ingin menemui Dokter Nam. Dia menyuruhku menjauhkanmu dari Dokter Nam." jawab Ah Ran emosi.

Hyun Ji pun kaget, apa? Kenapa ibu melakukan itu!


Hyun Ji lantas ingin menanyakan hal itu pada ibunya. Namun Ah Ran melarang. Ah Ran berkata itulah alasan dia berbohong pada Hyun Ji. Karena Nyonya Jo tak ingin Hyun Ji tahu. Ah Ran lantas meminta Hyun Ji untuk memahami perasaan Nyonya Jo. Hyun Ji pun hanya bisa menghela napas mendengar kata2 Ah Ran.


Ah Ran diam2 pergi ke halaman rumah dan menelpon Joo Seung. Wajahnya terlihat panik. Ah Ran memberitahu Joo Seung tentang CD nya itu. Ia yakin Hyun Woo lah yang mengirimkan CD nya ke rumah.

"Apa yang harus kita lakukan? Kita akan tamat jika Shin Hyun Woo benar2 masih hidup!" ucap Ah Ran panik.

"Jangan takut dan tenangkan dirimu. Jika Hyun Woo masih hidup, kita harus segera menemukannya. Jika dia tidak ada di rumah, berarti hanya ada satu tempat baginya untuk bersembunyi." jawab Joo Seung.

"Dimana? Apa di rumah Suster Yoon?" tanya Ah Ran kaget.


"Pikirkan baik2. Setelah kebocoran gas terjadi, Suster Yoon menerima telepon dan langsung pergi." jawab Joo Seung.

"Apa! Kenapa kau baru mengatakan hal itu sekarang! Dimana rumah Suster Yoon? Kita harus menangkapnya sekarang!" ucap Ah Ran.

"Jangan! Kita lakukan besok saat Suster Yoon tidak ada di rumahnya." jawab Joo Seung.

"Bagaimana bisa kau menyuruhku menunggu! Jika Hyun Woo benar2 ada di sana, apa yang harus kita lakukan?" ucap Ah Ran panik.


Keesokan harinya... Jae Hee berangkat dengan terburu2. Tanpa ia sadari, Ah Ran dan Joo Seung mengawasinya dari depan rumahnya. Begitu Jae Hee pergi, Ah Ran dan Joo Seung langsung turun dari mobil mereka dan bergegas masuk ke kontrakan Jae Hee. Ah Ran meminta kunci cadangan kamar Jae Hee ke si pemilik sewa. Pada si pemilik sewa Ah Ran mengaku sebagai kakak Jae Hee.
Ah Ran dan Joo Seung menerobos masuk ke kamar Jae Hee. Mereka mencari jejak Hyun Woo diantara barang2 Jae Hee. Namun mereka tak menemukan apapun.

"Semua barang semuanya milik Suster Yoon. Jika Hyun Woo tinggal disini, seharusnya ada barang2 seorang pria." ucap Ah Ran.

Joo Seung lalu terkejut saat melihat sebuah boneka kayu di atas meja rias Jae Hee. Ah Ran juga terkejut. Ia yakin Hyun Woo yang membuat boneka itu. Joo Seung pun berkata tidak mungkin Hyun Woo membuat boneka itu di villa.

"Boneka ini tidak bisa dijadikan bukti kalau Hyun Woo masih hidup." ucap Joo Seung.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Dimana kita dapat menemukan Hyun Woo?" tanya Ah Ran.

"Kita harus membuat jebakan. Kita jebak Suster Yoon." jawab Joo Seung.


Jae Hee sedang di rumah sakit ketika dirinya menerima sebuah pesan atas nama Hyun Woo. Dalam pesan itu, Hyun Woo menyuruhnya segera datang. Jae Hee pun langsung cemas dan menelpon Hyun Woo. Kecemasan Jae Hee semakin bertambah karena Hyun Woo tidak bisa dihubungi.


 Jae Hee pun langsung meninggalkan rumah sakit. Tanpa ia sadari, Joo Seung dan Ah Ran mengikuti dirinya. Dalam perjalanan, Jae Hee terus mencoba menghubungi Hyun Woo. Namun Hyun Woo tidak menjawab telepon Jae Hee. Jae Hee pun semakin cemas. Ia takut sesuatu terjadi pada Hyun Woo.


Hyun Woo sendiri sedang mandi. Ia tak menyadari ponselnya yang terus2an berbunyi sedari tadi.

Sementara itu, taksi yang ditumpangi Jae Hee melaju dengan kencang. Di belakang, Ah Ran dan Joo Seung pun masih mengikuti Jae Hee.


Hyun Woo akhirnya keluar dari kamar mandi. Ia pun langsung menelpon Jae Hee setelah melihat beberapa panggilan dari Jae Hee di layar ponselnya.

"Ahjussi, apa yang terjadi? Kau baik2 saja?" tanya Jae Hee panik begitu Hyun Woo menghubunginya.

"Apa yang kau bicarakan? Tidak ada yang terjadi." jawab Hyun Woo.

"Kau mengirimiku pesan teks. Kau menyuruhku segera datang. Bagaimana aku tidak cemas?" ucap Jae Hee.


"Aku tidak mengirim pesan apapun padamu? Apa itu benar2 dari nomorku?"

"Nomornya tidak di kenal tapi ada tulisan namamu."

"Aku tidak punya alasan menulis atas nama Shin Hyun Woo. Namaku Ahn Jae Sung sekarang. Ada sesuatu yang tidak beres disini. Putar balik mobilmu dan jangan datang kesini."

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Jae Hee.


Jae Hee pun melihat sedikit ke belakang. Barulah ia menyadari ada orang yang mengikutinya. Ia pun menyuruh sang supir memutar balik taksinya. Joo Seung dan Ah Ran terus mengikuti Jae Hee. Keduanya pun terkejut melihat Jae Hee datang ke rumah Hyun Woo.

"Masuklah ke dalam. Feelingku tidak enak. Jika dia mengatakan sesuatu yang aneh, kau harus menghentikannya." ucap Joo Seung.


Di dalam, Jae Hee disambut dengan baik oleh keluarga Hyun Woo. Nyonya Jo berkata terus memikirkan Jae Hee akhir2 ini. Jae Hee pun bertanya apa Joo Seung tidak memberitahu mereka kalau dirinya bekerja di rumah sakit Joo Seung.

"Benarkah? Tapi kenapa anak itu tidak mengatakan apapun?" tanya Presdir Shin heran.

"Kau tahu pada hari kau berhenti bekerja, terjadi kebakaran di villa." ucap Hyun Ji.

"Dokter Nam sudah mengatakannya padaku. Kalian pasti sangat sedih." jawab Jae Hee.

Pembicaraan mereka pun terhenti sejenak karena kedatangan Ah Ran. Ah Ran masuk ke rumah dengan terburu2. Ah Ran bertanya ada urusan apa Jae Hee datang ke rumah mereka.

"Ada pesan aneh yang masuk ke ponselku. Aku bertanya2 apa mungkin Shin Hyun Woo masih hidup?" jawab Jae Hee.

"Apa maksudmu?" tanya Ah Ran.

"Seseorang yang mengaku sebagai Shin Hyun Woo mengirimkan pesan ini padaku."

Jae Hee pun menunjukkan isi pesan yang diterimanya.


Presdir Shin pun marah, siapa yang mengirimkannya! Bahkan jika Hyun Woo masih hidup, kenapa dia harus menghubungimu? Seharusnya dia menghubungi keluarganya!

"Nomornya tidak diketahui. Haruskah kita menyelidikinya?" tanya Hyun Ji.

"Itu tidak perlu. Aku yakin itu hanya pekerjaan orang iseng." jawab Ah Ran.

"Aku juga yakin seperti itu. Dia bisa saja terbangun. Aku tidak tahu bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi." ucap Jae Hee sambil melirik Ah Ran.

"Dia bisa saja terbangun? Apa maksudmu?" tanya Nyonya Jo.

"Dia terlihat berbeda setiap kali aku menunjukkan foto keluarganya. Dia menangis setiap kali aku membicarakan keluarganya." jawab Jae Hee.

Ah Ran rasanya mau meledak mendengar kata2 Jae Hee.

"Jika bukan karena kebocoran gas, Hyun Woo kami pasti masih hidup." ucap Presdir Shin.

Ah Ran yang sudah tidak tahan lagi pun menyuruh Jae Hee pergi.

"Kau tidak bisa melihat bagaimana terlukanya perasaan keluargaku!" ucap Ah Ran kesal.

"Baiklah. Sepertinya aku telah membuat kesalahan. Tapi aku memiliki beberapa fotonya. Aku sengaja mengambilnya karena ini pekerjaan pertamaku bekerja sebagai perawat pribadi. Jadi aku menyimpan foto ini di buku harianku." jawab Jae Hee.


Jae Hee pun menunjukkan foto2 Hyun Woo ke Presdir Shin.

"Lihatlah baik2 foto itu. Dan kau akan tahu kalau paman sudah sadar dan baik2 saja." batin Jae Hee.
Tapi Presdir Shin malah marah2 melihat foto itu.

"Apa gunanya foto2 ini sekarang!" bentaknya.

Jae Hee pun minta diri. Namun sebelum pergi, ia meninggalkan kartu namanya untuk mereka. Ah Ran mengantarkan Jae Hee keluar.


"Suster Yoon, aku harap kau tidak pernah datang lagi ke rumah kami." ucap Ah Ran.

"Memangnya kenapa? Aku tidak mengerti kenapa kau begitu terganggu." jawab Jae Hee.

"Apa yang kau sembunyikan dibalik wajah polosmu?" batin Ah Ran sambil menatap tajam Jae Hee.

"Kau jangan khawatir. Aku akan berpura2 tidak terjadi apa2. Aku tidak tahu siapa yang mengirimkan pesan itu tapi menggunakan nama orang yang sudah mati...."

"Kau tidak perlu cemas berlebihan seperti itu." ucap Ah Ran memotong kata2 Jae Hee.

Jae Hee lalu melirik jam nya dan bergegas pergi.


Sekarang Ah Ran berada di apartemen Joo Seung. Hari sudah malam. Ah Ran marah2 karena Jae Hee sudah menipunya. Joo Seung pun bertanya2, dimana Hyun Woo sekarang? Dia masih hidup atau sudah mati.

"Haruskah kita mendatangi panti asuhan yang didanai Hyun Woo? Memberikan mereka sebuah gedung yang besar, aku yakin hubungan mereka cukup dekat." ucap Ah Ran.

"Tadi aku sudah ke sana dan aku tidak menemukan apapun." jawab Joo Seung.

Ah Ran pun emosi, lalu apa yang sedang terjadi sekarang! Apa dia mempersiapkan manekin dan rambut palsu tapi gagal menyelamatkan diri?

"Ini membuatku gila! Aku merasa seperti sedang berhadapan dengan seorang pembunuh yang tidak terlihat." ucap Ah Ran.


Hyun Woo dan Jae Hee bertemu di suatu tempat. Jae Hee berkata dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih saat menerima SMS itu. Ia sangat takut sesuatu yang buruk terjadi pada Hyun Woo. Hyun Woo pun yakin kalau mereka sudah mulai curiga dirinya masih hidup.

"Aku tidak tahu berapa lama kita bisa menyembunyikan hal ini dari mereka. Aku berencana menunjukkan bukti kalau aku benar2 sudah tiada." ucap Hyun Woo.

"Bagaimana caranya?" tanya Jae Hee.

"Saat aku menjalani operasi plastik, dokter mencabut beberapa gigiku. Kita bisa menggunakan hal itu." jawab Hyun Woo.

"Rencana yang bagus. Jika kita tidak bisa meyakinkan mereka, mereka akan menangkap kita. Jika mereka tahu siapa dirimu maka semuanya akan selesai." ucap Jae Hee.


Wajah Jae Hee seketika berubah sedih....

"Ahjussi, kau sudah bekerja sangat keras. Kau bahkan menjalani operasi yang beresiko itu." ucap Jae Hee.

"Jangan cemas, aku akan berhati2." jawab Hyun Woo.

"Lalu apa rencanamu berjalan lancar?" tanya Jae Hee.

"Untuk meyakinkan Joo Ah Ran, aku harus memiliki resort atas namaku. Tapi uangku tidak cukup." jawab Hyun Woo.

"Aku tidak bisa membantumu soal itu." ucap Jae Hee menyesal.


Jae Hee lalu teringat sesuatu. Ia pun berkata memiliki hadiah untuk Hyun Woo. Ia lantas mengeluarkan sebuah foto dari dalam tasnya. Ia mengaku mengambil foto itu diam2 saat berada di di rumah Hyun Woo. Tangis Hyun Woo pun langsung keluar begitu melihat foto keluarganya.

"Tunggulah sebentar lagi. Aku yakin hari itu akan datang. Hari dimana kau kembali ke rumahmu dengan wajah tersenyum." ucap Jae Hee.


Tangis Hyun Woo pun keluar semakin deras. Jae Hee lantas memeluk Hyun Woo dengan erat.


Keesokan harinya.. Hyun Woo pergi ke villanya yang sudah habis terbakar. Ia melemparkan giginya ke dalam villa itu. Bersamaan dengan itu, Nyonya Jo berjalan di sekitar villa. Tangis Nyonya Jo tiba2 pecah. Hyun Woo yang hendak meninggalkan villa pun tertegun melihat sang ibu. Hatinya remuk melihat sang ibu seperti itu.

Hyun Woo lantas menghela napas, berusaha mengendalikan dirinya. Ia lalu berjalan keluar villa. Namun langkahnya terhenti saat dia tiba disamping ibunya.

"Kau baik2 saja? Kau butuh bantuan?" tanya Hyun Woo.

"Tidak perlu. Aku baik2 saja." jawab Nyonya Jo.

"Sepertinya kau baru saja mengalami sesuatu yang besar. Kumohon kuatkan dirimu." ucap Hyun Woo.


Hyun Woo lalu memberikan saputangannya pada Nyonya Jo.

Nyonya Jo pun bercerita kalau putranya meninggal di sana. Seluruh tubuhnya terbakar.
Tangis Hyun Woo seketika keluar. Hyun Woo pun memalingkan mukanya agar tangisnya tak terlihat oleh sang ibu.


"Aku memang tidak tahu bagaimana ceritanya tapi anakmu pasti mencemaskanmu. Dia takut kalau ibunya akan masuk ke dalam kobaran api. Jika kau benar2 mencintai anakmu, kau harus tetap sehat. Jika kau berpikir dia hidup di tempat lain, perasaanku akan jauh lebih baik." ucap Hyun Woo.
Hyun Woo pun beranjak pergi.

(So sad.....)


Sementara itu Ah Ran sedang menunggu seseorang di sebuah kafe. Tiba2 sebuah pesan aneh masuk ke ponsel Ah Ran.

[Meskipun kau sudah menyia2kan cintaku, aku akan tetap mencintaimu bahkan ketika kau berada di neraka sekali pun]

Ah Ran pun mendengus kesal. Pesan itu sepertinya dari Jung Sang Mo. Tak lama kemudian, orang yang ditunggu2 Ah Ran pun datang. Dia Ahn Jae Sung! Ah Ran berkata dia tidak mau bekerja sama jika resort itu bukan atas nama Jae Sung.

"Kau benar2 pebisnis sejati. Aku jadi merasa frustasi." ucap Jae Sung.

Jae Sung lalu mengajak Ah Ran pergi ke suatu tempat.


Sementara itu Jung Sang Mo berdiri di pinggir jalan yang cukup ramai dilintasi oleh kendaraan. Beberapa detik kemudian, Jung Sang Mo pun berjalan ke tengah kendaraan yang melintas.


Hyun Woo ternyata mengajak Ah Ran balapan kuda. Ah Ran pun menerima ajakan Hyun Woo. Awalnya Hyun Woo yang mengungguli Ah Ran. Namun tak lama, Ah Ran berhasil menyusul Hyun Woo. Ah Ran sangat senang karena bisa mengalahkan Hyun Woo. Namun tiba2 kuda yang dinaiki Ah Ran pun berhenti berlari lantaran ada seekor kelinci di depan mereka. Kuda Ah Ran seketika mengamuk.

Mengetahui Ah Ran akan jatuh, Hyun Woo langsung turun dari kudanya dan berlari ke arah Ah Ran. Ah Ran terlempar dari kudanya. Hyun Woo pun langsung menangkap tubuh Ah Ran. Ah Ran langsung pingsan seketika.

Hyun Woo membawa Ah Ran kembali. Ia memeluk Ah Ran yang pingsan dan mengendarai kudanya pelan2. Wajah Hyun Woo pun terlihat penuh dendam.

"Joo Ah Ran, ini baru permulaan. Aku akan membuat dirimu tergila2 padaku." batin Hyun Woo.

Bersambung ke episode 8

0 Comments:

Post a Comment