• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

I Have a Lover Ep 24

Sebelumnya...


Jin Eon akhirnya berbaring disamping Hae Gang. Keduanya saling bertatapan cukup dalam. Jin Eon lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hae Gang. Ya, ia mau mengecup bibir Hae Gang. Hae Gang pun memejamkan matanya menyadari Jin Eon mau menciumnya. Namun saat bibir mereka tinggal beberapa senti lagi, Jin Eon memilih mengecup kening Hae Gang. Usai mengecup kening Hae Gang, keduanya pun mulai memejamkan mata.


Keesokan paginya… seorang perawat masuk ke kamar Hae Gang dan terkejut mendapati Jin Eon tidur disamping Hae Gang. Perawat itu langsung meneriaki Jin Eon. Jin Eon terbangun, begitu pula dengan Hae Gang. Tapi keduanya masih belum menyadari kehadiran si perawat.

“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Jin Eon lembut.


Hae Gang pun mengangguk. Si perawat kembali meneriaki Jin Eon. Jin Eon dan Hae Gang sama2 terkejut. Jin Eon lalu turun dari tempat tidur dan beranjak ke sofa. Perawat pun meminta Jin Eon tidak melakukannya lagi. Perawat berkata, kalau tempat tidur itu di rumah sakit hanya diperuntukkan untuk pasien.

“Baiklah, Nyonya.” Ucap Jin Eon pada si perawat, membuat Hae Gang tersenyum geli.


Yong Gi sedang menyiapkan sarapan di apartemen Seol Ri. Menunggu sarapannya siap, Seol Ri pun menemani Woo Joo yang sedang menggambar. Saat Yong Gi berkata sarapan sudah siap, Seol Ri pun langsung beranjak ke meja makan.

“Kau pasti sangat lelah, kan? Berapa pekerjaan yang kau kerjakan?” tanya Seol Ri.

“Hanya dua. Kalau aku bisa bekerja di lima atau enam tempat, aku rasa aku bisa bertahan sampai 3 bulan. Jadi kau tidak perlu mencemaskan aku.” jawab Yong Gi.

“Duduklah.” Suruh Seol Ri.

“Duduk apanya? Aku harus kembali bekerja.” Jawab Yong Gi.

“Hanya sepuluh menit saja, temani aku.” pinta Seol Ri.


Yong Gi menurut, ia pun duduk di depan Seol Ri. Yong Gi tersenyum menatap Seol Ri. Seol Ri kembali menatap Yong Gi dengan licik. Yong Gi pun heran karena Seol Ri suka menatapnya seperti itu. Yong Gi lalu menanyakan nomor kontak Mi Ae.

“Jadi kau ingin menemuinya?” tanya Seol Ri.

“Aku tidak tahu apa aku harus melakukannya atau tidak.” Jawab Yong Gi.

 “ Kau bilang wanita itu, Do Hae Gang, menantu Cheon Nyeon Farmasi?” tanya Yong Gi.

Seol Ri mengiyakan.

“Lalu surat perceraian yang aku lihat, suami wanita itu adalah….”

Seol Ri lagi2 mengiyakan, tapi kali ini dengan wajah tertunduk.

“Lalu wanita itu adalah wanita yang dicintai Seok?” tanya Yong Gi.

Seol Ri kembali mengiyakan.


“Aigoo, bagaimana hal ini bisa terjadi? Ini pasti sulit buat kalian berdua. Lalu apa yang kau pikirkan saat melihat kami? Bukankah wanita itu sangat mirip denganku? Apa kau pernah bertemu wanita itu secara pribadi?” tanya Yong Gi.

“Meskipun kalian mirip, tapi kalian sangat berbeda.” Jawab Seol Ri.

“Lalu, Direktur Eksekutif Min Tae Seok, bukan dia sudah menjadi Presdir kan sekarang? Dan dia juga bagian dari keluarga itu.Orang seperti apa dia?” tanya Yong Gi.

“Kenapa?” tanya Seol Ri balik.

“Kau tahu kan, empat tahun yang lalu aku menerima bantuan darinya. Dia bahkan datang ke rumah kami dengan bersikap murah hati.” Jawab Yong Gi.

“Dia bukanlah orang yang memberi bantuan tanpa maksud tertentu. Kebaikan yang berlebihan, terutama untuk seorang pengungkap masalah. Dia bukan seseorang yang melakukan sesuatu tanpa motif tertentu. Kau tidak bertemu dengannya kan, Yong Gi Eonni?” tanya Seol Ri cemas.

“Sebenarnya tidak seorang pun dari Cheon Nyeon Farmasi yang boleh mencari tahu keberadaanmu. Ini akan sangat berbahaya bagimu. Jangan berpikir untuk menemui orang2 itu. Kau harus berhati2 disini sampai kau kembali ke China dengan aman.” Ucap Seol Ri.

Yong Gi pun mengangguk.

(Aku bisa ngerasain sih ketulusan Seol Ri pada Yong Gi, nah tapi.. ada tapinya nih.. si Seol Ri ini tulusnya pakai modus… dia tulus ama Yong Gi, dia gak mau Yong Gi dicelakaian orang lain tapi dia juga berusaha mencuci otaknya Yong Gi nih. Itulah yang aku rasain)


Di kamarnya, Tae Seok menghubungi Produser Kim sambil membanding2kan foto Yong Gi dan Hae Gang. Tae Seok berkata, bahwa Yong Gi yang asli sudah muncul. Jelas saja, itu membuat Produser Kim kebingungan. Tae Seok menyuruh Produser Kim mengecek ke rumah sakit Hankuk (rumah sakitnya Kang Cheol nih). Tae Seok tiba2 teringat2 dengan anaknya Yong Gi. Ia menyuruh Produser Kim mencari anak itu.


Seol Ri syok usai menjawab telepon seseorang. Saking syoknya, ia bahkan sampai menjatuhkan ponselnya dan terduduk lemas di kasur. Ternyata, Seol Ri habis mendengar kabar membaiknya Hae Gang dari Baek Seok. Seol Ri menjerit, ia tidak terima dengan kabar membaiknya Hae Gang.

(Seol Ri ini mah ngarepin kematian Hae Gang, makanya dia syok pas tahu Hae Gang selamat)


Jin Eon baru saja keluar dari kamar mandi dengan kaki celana digulung. Hae Gang pun tertawa melihatnya. Hae Gang mengaku bahwa itu kali pertama ia melihat Jin Eon seperti itu. Jin Eon lalu menatap Hae Gang, membuat Hae Gang kebingungan. Jin Eon berkata, masih banyak yang mau ia perlihatkan pada Hae Gang. Jin Eon bilang di dalam ada yang lebih besar lagi. Hae Gang langsung tertawa kesal. Jin Eon kemudian mendekati Hae Gang.

“Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu. Seperti saat pertama, hari pertama. Seperti saat kita bertemu untuk yang pertama kalinya.” ucap Jin Eon.

“Keringkan dirimu.” Suruh Hae Gang.


“Berikan aku jawabannya.” Pinta Jin Eon.

“Aku tidak bisa memberimu jawaban sekarang. Karena sekarang, kita tidak sama seperti saat kita bertemu untuk yang pertama kalinya. Bagiku yang bertemu denganmu untuk yang pertama kalinya di tahun 2015, memikirkan bahwa aku mencintaimu. Istrimu bertemu denganmu saat kalian sama2 duduk di bangku kuliah. Aku tidak tahu apakah dia masih mencintaimu atau tidak.” Jawab Hae Gang.

Jin Eon pun langsung menunduk sedih mendengarnya.

“Aku ingin mencintaimu.” Ucap Hae Gang lagi.


Jin Eon pun langsung memeluk erat Hae Gang.

“Kasur ini hanya diperuntukkan untuk pasien.” Tegur Hae Gang, membuat Jin Eon tertawa dan memeluk Hae Gang semakin erat.


Tepat saat itu Seol Ri muncul dan menatap Hae Gang dengan tatapan cemburu.


Hae Gang yang menyadari kehadiran Seol Ri pun menyuruh Jin Eon pergi dengan alasan ia ingin menukar pakaiannya. Jin Eon pun bercanda, ia mengatakan kalau itu adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh wali pasien. Hae Gang menyuruh Jin Eon membelikannya buku puisi.


Sementara itu, Baek Seok mengurung di kamarnya dan teringat kata2 Hae Gang.

“Sebenarnya, aku memulainya dengan orang itu, Choi Jin Eon. Aku mencintainya, Seok-ah.” Ucap Hae Gang.

Tangis Baek Seok pun pecah.


Seol Ri masuk ke kamar Hae Gang. Ia mendekati Hae Gang sambil menatap Hae Gang dengan tatapan cemburu.

“Orang yang menghubungi 119, sejujurnya aku berpikir orang itu adalah kau.” ucap Hae Gang.


“Itu bisa saja siapa pun. Siapa yang peduli, kau hidup atau tidak. Itulah yang terpenting.” Jawab Seol Ri.

“Seharusnya bukan sembarang orang.” Ucap Hae Gang.

“Jika itu bukan kau, aku pasti menolongmu.” Jawab Seol Ri.


“Jadi kau tidak menolongku karena itu aku? Kau mengharapkan kematianku?” tanya Hae Gang.

“Iya.” Jawab Seol Ri.

“Kenapa?” tanya Hae Gang.

“Karena itu kau.” jawab Seol Ri.

“Siapa aku?” tanya Hae Gang.


Seol Ri pun langsung terdiam, sembari menahan kekesalannya.

“Setelah ingatanku kembali, ayo kita bicara lagi.” Ucap Hae Gang.

“Lakukan saja. Aku akan menunggu sampai ingatanmu kembali.” Jawab Seol Ri.


Seol Ri akhirnya memberitahu Presdir Choi tentang penyakit yang diidap Nyonya Hong. Presdir Choi pun syok, sementara Nyonya Hong kekeuh ingin bercerai. Presdir Choi tidak ingin bercerai. Ia berjanji akan memberikan semua yang ia miliki pada Nyonya Hong selama Nyonya Hong tidak menggugat cerainya.

“Aku tidak akan termakan dengan tipuanmu.” Ucap Nyonya Hong, lalu beranjak pergi.

“Se Hee-ya.” panggil Presdir Choi membuat Nyonya Hong langsung menatapnya heran.


“Kenapa kau tiba2 memanggilku begitu? Sudah lama sekali, kenapa kau memanggilku begitu?” tanya Nyonya Hong.

“Haruskah kita pergi makan berdua?” tanya Presdir Choi, membuat Nyonya Hong semakin heran.


Nyonya Hong keluar dari ruangan Presdir Choi. Di depan ruangan Presdir Choi, Nyonya Hong bertemu Jin Eon. Jin Eon mengajak Nyonya Hong makan diluar. Nyonya Hong heran, ia tidak mengerti kenapa tiba2 suami dan anaknya mengajaknya makan diluar. Jin Eon pun terkejut mengetahui ayahnya juga mengajak ibunya makan diluar. Nyonya Hong lantas menyuruh Jin Eon pergi makan diluar bersama dengan Presdir Choi.


Jin Eon menemui ayahnya. Sang ayah pun heran karena Jin Eon hanya diam saja dan tidak menanyakan apapun. Jin Eon pun berkata, apakah ayahnya akan jujur jika dia menanyakan sesuatu. Jin Eon bilang dia harus tahu kebenarannya. Presdir Choi berkata, Jin Eon boleh menanyakan apapun padanya jika Jin Eon bisa mengatasi semuanya. Jin Eon berkata, yang dia inginkan bukanlah mencari tahu kebenarannya karena ia bisa mencari tahu kebenaran itu sendiri. Yang ia ingin tahu adalah ketulusan ayahnya, kenapa sang ayah menyembunyikan kebenaran itu. Jin Eon ingin tahu, apa yang ayahnya inginkan, apa tujuan ayahnya dan apa yang dihadapi ayahnya. Presdir Choi tertegun mendengarnya. Jin Eon berkata, ia akan menunggu sampai ayahnya itu siap menceritakan semuanya.


Hae Gang akhirnya diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Baek Seok datang menjemput Hae Gang. Keduanya tampak canggung. Hae Gang lantas menyuruh Baek Seok duduk disampingnya dan mengajak Baek Seok bicara. Hae Gang mengaku tidak bisa lagi tinggal satu atap dengan Baek Seok setelah semua yang terjadi. Tapi ia masih ragu dengan keputusannya, ia mengaku takut melukai hati adik2 Baek Seok. Baek Seok mengerti, meskipun kecewa namun ia berusaha berbesar hati menerima keputusan Hae Gang.

Di ruang bacanya, Jin Eon sedang bersiap2 ke kantor. Ia memasukkan beberapa dokumen ke dalam tasnya. Tak lama kemudian, Jin Ri masuk dan menghampiri Jin Eon.

“Kudengar kau baru saja kembali dari Amerika. Bagaimana kabar Hae Goo dan Jin Woo?” tanya Jin Eon.


“Mereka baik2 saja dan semakin tinggi. Mereka juga menanyakan pamannya. Aku tidak bisa berbohong, jadi aku bilang saja bahwa kau baru saja kembali dari neraka. Tapi apa ini? Wajahmu terlihat bersinar2? Bagaimana mungkin wajah seseorang yang baru kehilangan istrinya bisa bersinar2 seperti ini?” ucap Jin Ri.

Jin Eon pun terdiam, wajahnya terlihat kesal. Jin Ri menatap wajah Jin Eon dekat2. Ia penasaran, apa Jin Eon sedang jatuh cinta. Jin Eon tetap diam. Jin Ri pun menebak, bahwa perempuan yang membuat wajah Jin Eon berseri2 adalah Yong Gi aka Hae Gang. Jin Eon langsung menatap wajah Jin Ri.

“Sebenarnya apa yang ingin kau katakan Noona? Orang itu, aku hanya tidak ingin kehilangan orang itu lagi. Aku bisa kehilangan apapun, tapi aku tidak mau kehilangan orang itu lagi.” Jawab Jin Eon, membuat Jin Ri kaget.


Baek Seok dan Hae Gang tiba di kantor catatan sipil. Baek Seok ingin menemani Hae Gang, namun Hae Gang menolak dan menyuruh Baek Seok menunggunya di mobil. Dengan wajah tegang, Hae Gang turun dari mobil dan masuk ke dalam sendirian.


Hae Gang mengisi formulir dengan nama Dokgo Yong Gi. Dengan tangan gemetar, Hae Gang menempelkan jarinya pada mesin pemindai sidik jari. Betapa kagetnya Hae Gang karena sidik jarinya dengan sidik jari Yong Gi tidak sama. Petugas pun heran.

“Apa namamu benar2 Dokgo Yong Gi? Kenapa kau mencuri identitas orang lain. Ini kejahatan serius. Siapa namamu sebenarnya?” tanya petugas.


Dengan wajah syok, Hae Gang pun menyebutkan nama aslinya.


Hae Gang meninggalkan kantor catatan sipil dengan perasaan terguncang. Ia bahkan tidak sanggup berjalan, sehingga harus dipapah oleh Baek Seok. Hae Gang menatap Baek Seok dengan mata berkaca2. Baek Seok pun mengajak Hae Gang pergi untuk memecahkan sepuluh ribu potongan puzzle. Baek Seok mengaku bahwa ia salah memberikan papan puzzle yang diberikannya pada Hae Gang salah. Baek Seok juga berkata bahwa Hae Gang adalah papan puzzle nya Jin Eon. Hae Gang pun semakin terguncang mendengarnya.


Sekarang Baek Seok dan Hae Gang ada di sebuah kafe. Baek Seok memberitahu Hae Gang, bahwa Hae Gang adalah pengacara sekaligus direktur di Cheon Nyeon Farmasi dan istri Jin Eon. Baek Seok berkata, bahwa ia juga baru mengetahui hal itu. Baek Seok mengaku bahwa ia tidak tahu caranya mengembalikan hidup Hae Gang yang sudah ia curi 4 tahun ini. Hae Gang hanya tertunduk sedih mendengarnya.

Hyun Woo menemui Jin Eon. Ia berkata, bahwa sesuai dugaannya kalau nomor plat truk yang menabrak Hae Gang tidak terdaftar. Jin Eon berkata, kalau nomor plat itu tidak terdaftar maka akan sangat sulit melacak pemilik truk itu. Hyun Woo bilang bahwa si pemilik truk sudah melarikan diri ke Filiphina. Tidak ada yang bisa mereka lakukan meskipun mereka menemukan si pemilik truk, kata Hyun Woo.


“Apa yang harus kita lakukan? Melacak si pemilik truk?” tanya Hyun Woo.

“Tidak. Kalau kita mencari si pemilik truk, kemungkinan dia bisa dibunuh. Laki2 yang menusuk Hae Gang, kita harus menangkapnya.” Jawab Jin Eon.

Jin Eon lalu melihat dokumen tentang pria bernama Lee Jung Man.

“Lee Jung Man, kita juga harus menemukan pria ini. Kalau kita bisa menangkan kedua pria ini, maka kita bisa membuktikan bahwa ini adalah kasus pembunuhan.” Ucap Jin Eon.

“Jadi kau mau bilang bahwa dia Hae Gang? Setelah kau menerima hasil tes DNA itu, kau yakin dia Hae Gang? Lalu dimana Dokgo Yong Gi yang asli? Jangan bilang bahwa dia masih hidup.” jawab Hyun Woo.

“Kalau Yong Gi sudah meninggal, maka dia tidak akan menusuk Hae Gang. Dia mencoba membunuh Hae Gang dua kali karena mengira Hae Gang adalah Dokgo Yong Gi. Dokgo Yong Gi masih hidup.” ucap Jin Eon yakin.


Adegan pun berpindah pada Yong Gi yang memberitahu semuanya pada Nyonya Kim. Yong Gi menceritakan bahwa ia sedang dikejar2 seseorang, karena itulah ia hidup dibawah nama Zhang Ming. Nyonya Kim terkejut, ia lalu bertanya siapa orang yang mengejar Yong Gi. Yong Gi minta maaf karena tidak bisa memberitahukan siapa orang itu. Yong Gi lalu meminta Nyonya Kim menemani Woo Joo ke dokter.


Hae Gang terkejut mengetahui dirinya memiliki saudara kembar. Baek Seok berkata, bahwa Yong Gi adalah adik kembar Hae Gang dan Yong Gi ada di Korea sekarang. Baek Seok juga memberitahu Hae Gang bahwa wanita yang diingat Hae Gang sebelum kecelakaan itu, wanita yang menukar mobilnya dengan mobil Hae Gang adalah Yong Gi. Cairan bening itu langsung menyeruak keluar dari kedua mata Hae Gang. Baek Seok lalu memberikan alamat rumah Hae Gang dan berkata bahwa Yong Gi juga tinggal di sana sekarang.


Nyonya Kim menemani Woo Joo ke rumah sakit. Woo Joo menangis saat darahnya akan diambil. Untuk mengalihkan perhatian Woo Joo, Nyonya Kim pun mengajak Woo Joo bernyanyi. Namun Woo Joo tetap menangis saat perawat mulai mengambil darahnya. Selesai mengambil darah, Woo Joo ingin dibelikan Jjangmyeon. Woo Joo juga mengajak Nyonya Kim menemui Gyu Seok.


Nyonya Kim dan Woo Joo bertemu Tae Seok di depan ruangan Gyu Seok. Saat itu, Tae Seok tengah menunggu Gyu Seok. Pada Tae Seok, Nyonya Kim memperkenalkan Woo Joo sebagai anak tetangganya. Woo Joo pun memperkenalkan dirinya pada Tae Seok dengan nama Zhang Ling.

“Apa sebelumnya kita pernah bertemu? Wajahmu tidak asing bagiku?” tanya Tae Seok.

Woo Joo mengangguk. Woo Joo bilang kalau mereka pernah bertemu di ruangan Gyu Seok. Pembicaraan keduanya pun terhenti karena seorang perawat datang menghampiri mereka. Perawat itu bilang kalau Gyu Seok sedang pergi mengajar.


Yong Gi sedang mengupas bawang saat Jin Ri datang. Yong Gi memperkenalkan dirinya sebagai pelayan di rumah itu pada Jin Ri. Jin Ri terkejut saat melihat wajah Yong Gi. Jin Ri heran, kenapa ia selalu bertemu dengan wajah yang sama kemana pun ia pergi. Yong Gi dan Jin Ri pun adu mulut. Yong Gi kesal karena Jin Ri bicara seolah2 sudah akrab dengannya. Jin Ri kesal karena Yong Gi mengatainya ahjumma.


Jin Ri lalu menyuruh Yong Gi melepas kacamatanya. Yong Gi menolak. Jin Ri memohon, ia ingin melihat wajah Yong Gi tanpa kacamata. Tapi Yong Gi tetap menolak. Yong Gi lalu kembali melanjutakan pekerjaannya mengupas bawang. Yong Gi pun terperangah saat Jin Ri memanggilnya Dokgo Yong Gi palsu. Jin Ri lalu mendekati Yong Gi.

“Itu karena kau sangat mirip dengannya. Kau sangat mirip dengan kenalanku.” Ucap Jin Ri.

“Orang itu bernama Dokgo Yong Gi?” tanya Yong Gi syok.

“Iya, dia palsu juga. Tapi di mataku, kau terlihat seperti Yong Gi yang asli.” Jawab Jin Ri.


Tepat saat itu, Gyu Seok muncul dan mendengar pembicaraan keduanya.


“Orang yang bernama Dokgo Yong Gi itu, apa yang dia lakukan?” tanya Yong Gi.

“Dia manajer di kantor hukum.” Jawab Jin Ri.

Jin Ri lalu menyadari kehadiran Gyu Seok. Gyu Seok mendekati mereka dan bertanya apa Jin Ri datang untuk menemuinya. Jin Ri dengan judesnya bilang untuk siapa lagi ia datang kalau bukan untuk Gyu Seok. Gyu Seok lalu mengajak Jin Ri duduk di ruang tengah. Jin Ri menanyakan nama asli Yong Gi. Yong Gi yang masih syok diam saja. Jin Ri pun kesal karena dipanggil Gyu Seok sebelum Yong Gi menjawab pertanyaannya.


“Tiruan Dokgo Yong Gi?” ucap Yong Gi sambil terduduk lemas. Gyu Seok terus memperhatikan Yong Gi.


“Dua Dokgo Yong Gi?” gumam Gyu Seok. Gyu Seok lalu teringat pertemuannya dengan Hae Gang di rumah sakit. Saat itu, Gyu Seok menuduh Hae Gang mengincar obat yang sedang ia kembangkan.


Jin Ri menatap heran Gyu Seok karena Gyu Seok terus menatap Yong Gi. Tak lama, Woo Joo pulang. Woo Joo pun langsung berlari menghampiri ‘calon suaminya’ sambil membawa mainan gelembung sabun. Gyu Seok pun menyuruh Woo Joo berhenti berlari. Ia mengingatkan Woo Joo, kalau Woo Joo tidak boleh berlari. Woo Joo mengangguk dan berjalan pelan2 ke arah Gyu Seok. Woo Joo pun duduk disamping Gyu Seok dan meniup gelembung sabun itu ke arah Gyu Seok. Gyu Seok tersenyum dan memejamkan matanya saat gelembung sabun itu menyentuh wajahnya. Jin Ri pun terkejut melihat reaksi Gyu Seok.

“Kalau kau datang karena rencana perjodohan itu, sebaiknya kau pergi.” Ucap Gyu Seok tanpa melihat Jin Ri sedikit pun.

Jin Ri pun kesal, namun ia tetap berusaha membujuk Gyu Seok menemui gadis itu.


“Aku adalah satu2nya orang yang akan menikah dengan Dokter Min, Ahjumonni.” Ucap Woo Joo membuat Jin Ri kaget.

Woo Joo lalu melirik Gyu Seok dan berkata bahwa ia adalah gadis yang akan menikah dengan Gyu Seok. Gyu Seok tersenyum dan mengangguk. Gyu Seok lalu memangku Woo Joo dan berkata kalau Woo Joo adalah gadis yang akan menikah dengannya. Jin Ri pun terkejut. Hahaha… ngakak liat ekspresinya Jin Ri disini…


Tak lama, Nyonya Kim datang dan membuang mukanya saat melihat Jin Ri. Jin Ri pun menyingung tentang putri Nyonya Kim yang mirip dengan Yong Gi.


Tepat saat itu, Yong Gi datang terkejut melihatnya. Setelah Jin Ri pergi, Yong Gi pun langsung meminta penjelasan pada Nyonya Kim.


Baek Seok membawa Hae Gang pulang ke rumahnya. Anak2 langsung menyambut Hae Gang. Baek Jo menangis.

“Apa kau baik2 saja, Eonni? Apa kau masih sakit? Kau tidak baik2 saja, kan?” tanya Baek Jo.

“Aku baik2 saja.” Jawab Hae Gang.

“Jangan bohong! Aku tahu kau tidak baik2 saja.” Ucap Baek Jo cemas.

“Sudah2, Noona kalian harus istirahat.” Ucap Tuan Baek, lalu menyuruh Hae Gang istirahat.


Hae Gang diantarkan Baek Seok ke kamarnya. Sesampainya di kamar, keduanya terkejut. Hae Gang bahkan menangis melihat tulisan anak2 dan balon2 yang menghiasi dinding kamarnya. Anak2 menulis bahwa mereka sangat menyayangi Hae Gang, bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa Hae Gang dan mereka sangat merindukan Hae Gang. Tangis Hae Gang akhirnya pecah. Ia jatuh terduduk dan menangis tersedu2 melihat tulisan anak2. Baek Seok yang melihat itu, berusaha menahan tangisnya.


Sementara itu, anak2 duduk di depan kamar Hae Gang. Mereka juga sedih mendengar tangisan Hae Gang. Sementara di dalam, tangis Hae Gang semakin kencang. Dan diluar, ada Jin Eon yang ingin menemui Hae Gang.


Hae Gang sudah berbaring dan bersiap untuk tidur. Tak lama kemudian, Baek Ji datang dan ingin tidur dengan Hae Gang. Baek Ji pun berbaring, dan Hae Gang memeluknya dengan erat. Tak lama, si kecil Jun juga datang dan ingin tidur dengan Hae Gang. Hae Gang pun juga memeluk Jun dengan erat. Tak lama, si sulung Beom dan si gendut Hyun juga datang dan ingin tidur dengan Hae Gang.


Diluar, Jin Eon sudah turun dari mobilnya dan mendekati rumah Baek Seok. Tak lama, Baek Ji pulang. Dengan mata berkaca2, Baek Ji memohon agar Jin Eon tidak merebut Hae Gang dari mereka. Baek Ji bilang, Hae Gang bukan hanya kakak bagi mereka, tapi Hae Gang sudah seperti ibu mereka. Jin Eon tersentuh mendengarnya.

Hae Gang dan anak2 tidur sambil berpegangan tangan satu sama lain. Diluar, Jin Eon masih menunggu Hae Gang.


Adegan lantas berpindah pada Yong Gi dan Nyonya Kim. Yong Gi terkejut mengetahui Hae Gang adalah putri Nyonya Kim. Yong Gi ingin tahu kenapa dan bagaimana Hae Gang meninggal. Yong Gi terkejut saat tahu Hae Gang meninggal 4 tahun yang lalu di Bulan September. Yong Gi lalu ingin melihat foto Hae Gang. Yong Gi gemetaran saat melihat foto Hae Gang.


Anak2 sudah mulai tidur, sedangkan Hae Gang masih terjaga. Hae Gang teringat perkataan Jin Eon.


“Do Hae Gang, itu namamu Karena kau adalah istriku. Kau istriku. Kalau kau ingin menemukan ingatanmu, katakan padaku karena aku mengingat semua tentangmu.” Ucap Jin Eon.


“Dia hidup. Aku rasa dia juga kehilangan memorinya sama seperti dirimu.” Ucap Jin Eon.

“Aku pikir aku jatuh cinta lagi padamu, seperti saat itu.” ucap Jin Eon.


Hae Gang akhirnya berjalan keluar. Langkahnya pun terhenti saat ia melihat Jin Eon yang sudah tidur di mobil di depan rumah Baek Seok. Tak lama kemudian, Jin Eon terbangun. Ia langsung turun dari mobil begitu melihat Hae Gang.


“Bisakah kau memanggilku dengan nama Hae Gang? Mungkin jika kau memanggilku dengan nama itu, aku akan bisa menerima namaku.” Pinta Hae Gang.

“Hae Gang-ah! Hae Gang-ah…” panggil Jin Eon dengan mata berkaca2.


“… Yeobo!” panggil Jin Eon lagi. Tangis keduanya pun pecah. Perlahan2, Hae Gang mendekati Jin Eon. Ia pun memeluk Jin Eon dengan erat.

Bersambung……..