My Golden Life Ep 46 Part 1

Sebelumnya...


CEO No collaps setelah membaca pesan Do Kyung yang menolak posisi sebagai Presdir Haesung.


Do Kyung sendiri masih bersama Ji An di tempat bermain. Ji An mengajak Do Kyung pulang.


Hyuk dan Ji Soo menunggu mereka di mobil dengan wajah cemas. Hyuk penasaran, kenapa Ji Soo bisa berpikir bahwa hari itu adalah hari terakhir Do Kyung dan Ji An berkencan. Mereka pun mengingat saat menguping omongan Ji An, bahwa Ji An mau mengajak Do Kyung bermain olahraga ekstrim yang sesungguhnya.


Flashback...

“Apakah harus kita melakukannya?” tanya Hyuk.

“Hari ini adalah hari terakhir mereka. Aku tidak mau Ji An pulang ke rumah sendirian.” Jawab Ji Soo.

“Tidak mungkin hari ini hari terakhir mereka.” Ucap Hyuk.

“Aku yakin. Aku mengenal Ji An. Hari ini adalah terakhir mereka.” Jawab Ji Soo.

Flashback end...


“Sekarang aku bisa melihat betapa mereka saling mencintai. Choi Do Kyung memulai bisnisnya. Ayahmu mungkin juga akan merestui hubungan mereka.” Ucap Hyuk.

“Saat aku tinggal di rumah mereka, aku lari dari acara yayasan dan mereka memarahiku begitu keras dan memaksaku menjalani hidup seperti yang mereka inginkan. Aku tidak pernah mau melakukannya lagi.” Jawab Ji Soo.

“Begitukah?” tanya Hyuk.

“Ji An akan lebih buruk dalam hal itu. Selain itu, aku dan Kak Do Kyung berbeda. Kak Do Kyung adalah pewaris Haesung Group.” Jawab Ji Soo.

“Apa kau yakin dia akan kembali? Yang kulihat, dia menikmati pekerjaannya di pabrik.” Ucap Hyuk.


“Dia tidak ingin kembali setelah kalah dari kakek, tapi dia akan kembali suatu hari nanti. Ji An dan kakakku sudah mengetahuinya. Jadi karena itulah, mereka memutuskan berkencan seminggu saja. Ji An sendiri yang bilang padaku. Kakekku mengunjungi orang tuaku lamaku dan menemui ayahku. Ibuku mencoba memisahkan mereka dengan berpura-pura menyuruh mereka menikah. Apa kau berpikir Ji An akan bahagia dengan keluarga seperti itu?” jawab Ji Soo.

“Itulah sebabnya mereka mengambil keputusan ini.” Ucap Hyuk.


Lalu, Ji Soo melihat Do Kyung dan Ji An keluar dan berjalan menuju mobil Do Kyung. Ji An meminta Do Kyung mengantarkannya sampai stasiun saja.


Ponsel Do Kyung berdering. Telepon dari Seketaris Min yang memberitahunya kalau CEO No collaps setelah membaca pesan Do Kyung. Do Kyung syok. Seketaris Min menyuruh Do Kyung untuk segera ke rumah sakit.


“Ada apa?” tanya Ji An cemas.

“Kakek, dia collaps. Aku harus ke rumah sakit sekarang.” Jawab Do Kyung.


Do Kyung lalu merogoh saku celananya, mengambil kunci mobil tapi karena syok, ia menjatuhkan kunci mobilnya. Ji An pun menawarkan dirinya mengantar Do Kyung ke rumah sakit.


“Eonni-ya! Oppa!” panggil Ji Soo seraya berlari ke arah Ji An dan Do Kyung.

Ji Soo pun beralasan, ia dan Hyuk datang untuk bermain seluncuran. Melihat ekspresi Do Kyung, Hyuk langsung bertanya ada apa. Ji An pun memberitahu, kalau CEO No collaps. Hyuk dan Ji Soo kaget. Ji An lalu menyuruh Do Kyung ke rumah sakit. Tapi sebelum pergi, Do Kyung menyuruh Ji Soo mengantarkan Ji An pulang.


Do Kyung naik ke mobil Seketaris Yoo. Saat hendak menutup pintu, ia kembali menatap Ji An dengan tatapan cemas. Ji An pun menyuruh Do Kyung pergi dan meminta Do Kyung tidak mencemaskannya.

Do Kyung mengangguk dan menutup pintu mobil. Ia menyalakan mesin mobil, lalu mulai menjalankan mobil Seketaris Yoo.


Dalam perjalanan ke rumah sakit, Do Kyung kembali berbicara dengan Seketaris Min.

Seketaris Min yang masih berada di rumah sakit bersama Nyonya No, Tuan Jung dan Jin Hee pun menjelaskan kondisi CEO No pada Do Kyung.

“Dia mengalami serangan jantung jadi mereka memasukkan ring. Jika dia masih pingsan setelah itu, dia harus menjalani terapi hipotermia.”

Do Kyung pun merasa bersalah.  Ia teringat ketika dirinya membalas pesan sang kakek.


Flashback...

Habis bermain, Do Kyung dan Ji An singgah ke warung kopi. Saat Ji An memesan kopi, Do Kyung pun membalas pesan sang kakek.

Flashback end...


Mereka semua menunggu di depan ruang operasi. Jin Hee bertanya, dimana Tuan Choi. Seketaris Min yang menjawab, bahwa Tuan Choi sedang di perjalanan.

“Maksudmu dia tidak bisa dihubungi atau dia enggan menjawab teleponmu?” tanya Jin Hee.

“Diam saja lah.” Suruh Nyonya No.


“Tapi apa maksud pesan Do Kyung ini?” tanya Tuan Jung.

“Ayah sedang dioperasi. Apa kau lebih tertarik soal pesan Do Kyung?” jawab Nyonya No.


Nyonya No lantas menyuruh Seketaris Min mengusir pacar ayahnya. Ia juga kesal karena pacar ayahnya memberitahu Tuan Jung dan Jin Hee soal pesan Do Kyung. Tapi Seketaris Min bilang, bahwa pacar CEO No tidak mau pergi apapun yang terjadi.


Tak lama kemudian, Do Kyung datang. Begitu sampai di depan ruang operasi, Do Kyung langsung menanyakan operasi kakeknya. Tapi Jin Hee lebih tertarik membahas SMS Do Kyung. Jin Hee bertanya, apa Do Kyung benar-benar tidak mau kembali ke perusahaan.

Nyonya No lantas mengajak Do Kyung bicara. Tepat saat itu, tim dokter keluar dari ruang operasi.


Dokter menjelaskan, bahwa operasi CEO No berhasil tapi CEO No masih belum sadar. Oleh karena itu, rumah sakit akan memindahkan CEO No ke ruang ICU.

“Kapan dia akan sadar?” tanya Nyonya No.

“Kami masih belum tahu dan akan terus memantau kondisinya.” Jawab dokter.

“Bisakah kami melihatnya?” tanya Do Kyung.

“Jangan sekarang. Aku akan memberitahumu setelah kami selesai memantau kondisinya.” Jawab dokter.


Di mobil, Ji Soo yang mencoba menghubungi Ayah Choi pun merasa aneh karena ponsel sang ayah masih mati. Sementara Ji An terus menatap keluar jendela dengan wajah cemas. Ji Soo pun berniat meninggalkan pesan untuk Ayah Choi.


Hyuk lalu melirik Ji An lewat kaca spionnya.

“Ji An-ah, kau baik-baik saja?” tanya Hyuk.

“Iya, aku baik-baik saja. Tapi kasihan Do Kyung.” Jawab Ji An.

Ji An heran kenapa CEO No bisa tiba-tiba collaps.


Tuan Choi sendiri sedang di kuil, memberi penghormatan pada ayah dan ibunya.


Tuan Seo termenung di kursi tunggu rumah sakit, memikirkan kata-kata dokter soal penyakitnya.

“Karena stress, jadi kau salah mengira. Kau tidak mengidap kanker. “ ucap dokter.


Tuan Seo juga ingat soal Ji An yang memutuskan mengencani Do Kyung hanya seminggu saja.


Terakhir, Tuan Seo ingat soal Ji An yang berkesempatan sekolah desain di luar negeri selama 6 bulan karena menjadi juara ketiga kontes desain.


Tuan Seo pun marah. Ia kesal karena dirinya tidak mengidap kanker padahal ia sudah mempersiapkan diri. Tuan Seo berkata, mengakhiri hidupnya sekarang akan lebih baik baik. Ia harus mati agar bisa mendapatkan klaim asuransi.


Nyonya No, Do Kyung, Tuan Jung dan Jin Hee sedang membahas kondisi CEO No. Tuan Jung berkata, sudah meminta pihak rumah sakit untuk merahasiakan kondisi CEO No dari media. Jin Hee lalu mengajak mereka semua pulang. Tapi Do Kyung yang merasa bersalah memilih untuk stay di rumah sakit.


Setelah Tuan Jung dan Jin Hee pergi, Nyonya No memarahi Do Kyung yang menolak posisi sebagai Presdir Haesung. Do Kyung pun beralasan, bahwa ia tidak mau melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak hatinya.

“Ayahmu mengundurkan diri dari posisinya dan kau menolak posisimu sebagai Presdir Haesung. Lalu, kakek mendengar rumor tentangmu bahwa kau kabur dari rumah karena wanita dan memakai narkoba.” Ucap Nyonya No.

Do Kyung pun terkejut, rumor?

“Kakekmu bekerja keras membesarkan perusahaan kita, tapi kau malah menusuknya ketika dia memilihmu sebagai pewarisnya.” Ucap Nyonya No.

“Aku tidak tahu kakek akan seperti ini. Kakek laki-laki yang kuat.” Jawab Do Kyung.

“Tidak ada seorang pun yang benar-benar kuat. Mereka hanya berpura-pura kuat.” Ucap Nyonya No.


Jin Hee penasaran kenapa Do Kyung tidak mau menjadi Presdir Haesung.

“Fakta bahwa ayahmu mengirimku ke Eropa dan memilih Do Kyung sebagai Presdir Haesung sudah membuktikan kalau dia memilih Do Kyung sebagai pewarisnya.” Jawab Tuan Jung.

“Mungkinkah Do Kyung benar-benar ingin membangun bisnisnya sendiri?” tanya Jin Hee.

“Aku yakin, itu akan sangat bermanfaat. Tapi itu tidak bisa dibandingkan dengan Haesung Corporation.” Jawab Tuan Jung.

“Lalu kenapa Do Kyung menolak tawaran itu? Mungkinkah itu... benarkah alasannya?” tanya Jin Hee.

“Itu tidak penting. Aku tidak pernah membayangkan dia akan collaps seperti ini.” Jawab Tuan Jung.


Do Kyung yang berdiri di depan ruang CCU sang kakek, teringat kata-katanya pada sang kakek.

“Aku tidak akan menyeret Ji An masuk ke dalam keluarga seperti ini! Dan aku, tidak mau kembali ke rumah. Aku tidak mau menjadi boneka kakek.” Ucap Do Kyung.

Do Kyung pun menghela nafas, lalu menyenderkan tubuhnya ke dinding.


Ji An akhirnya tiba di rumah. Ji Soo berkata, kalau ia tidak pernah tahu akan sangat merindukan rumah lamanya.

Hyuk pun menggenggam erat tangan Ji Soo. Ji Soo membalas genggaman Hyuk dengan senyuman.

“Kalau ada kabar terbaru dari Do Kyung, tolong beritahu aku.” Pinta Ji An.

Ji Soo ingin masuk juga. Ia ingin memperkenalkan Hyuk pada Tuan Seo dan Nyonya Yang. Hyuk yang ingat dulu sudah pernah bertemu dengan Nyonya Yang saat mencari Ji An menyuruh Ji Soo masuk sendiri. Hyuk bilang, dia akan menunggu diluar saja.

“Apa yang akan kau lakukan disini sendirian?” tanya Ji Soo.

“Aku bisa mendengarkan musik dan mengecek toko online ku.” Jawab Hyuk.


Nyonya Yang sedang memasak saat Ji An dan Ji Soo datang. Nyonya Yang pun senang Ji Soo datang. Tak lama kemudian, Ji Tae dan Soo A turun. Ji Soo senang melihat Ji Tae dan Soo A.


Lalu, Ji An memberitahu Ji Soo soal kehamilan Soo A.

“Apakah bayinya laki-laki atau perempuan? Kalian sudah punya nama panggilannya?” tanya Ji Soo antusias.

“Aku juga punya kabar bagus.” Jawab Ji An.


Mereka lalu duduk dan semua senang mendengar kabar dari Ji An. Nyonya Yang bangga karena Ji An bisa melakukan apapun tanpa bantuan mereka. Ji Tae lalu bertanya, apa Ji An akan pergi ke Finlandia.

“Tentu saja. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup. Aku akan bekerja keras untuk membayar tiket dan biaya hidupku disana.” Jawab Ji An.

“Aku senang mendengarnya tapi aku tidak suka berpisah darimu.” Ucap Ji Soo.

“Jika kau sedih, kau bisa ikut dengannya.” Jawab Ji Tae.

“Bisakah kau pergi denganku dan meninggalkan Hyuk?” goda Ji An.

“Aku tidak yakin.” Jawab Ji Soo yang disambut tawa semuanya.


Tuan Seo pulang ke rumah lamanya dan langsung mencopot tulisannya yang ia tempel di dinding. Setelah itu, ia memperhatikan barang2 pemberian semua anaknya, lalu membaca surat dari istrinya.

“Yeobo, aku minta maaf. Kau adalah teman hidupku tapi aku salah karena menganggapmu sebagai waliku. Aku lupa bahwa kau manusia biasa. Saat kau lelah, kau ingin beristirahat di tempat yang nyaman dan kau perlu dihibur juga. Maafkan aku karena melupakan hal itu. Aku harap kau akan memaafkanku.”


Tuan Seo lalu meraih ponselnya dan membaca SMS dari Ji Tae.

“Saat aku mendengar detak jantung bayiku, aku membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang ayah dan perasaanku tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ayah pasti juga merasakan hal yang sama, kan?”

Tuan Seo pun tersenyum melihat foto hasil UGS calon cucunya.


Keesokan harinya, Do Kyung pulang ke rumah kos dan langsung disambut Ji Soo. Ji Soo penasaran kondisi kakeknya. Do Kyung bilang, mereka masih harus menunggu. Do Kyung lalu masuk ke kamar.

Tak lama kemudian, Do Kyung keluar dari kamar sambil menggeret kopernya. Do Kyung juga sudah berpakaian rapi. Ji Soo dan Hyuk pun terkejut saat Do Kyung mengaku, akan kembali ke rumah dan bekerja juga.


Hyuk menyusul Do Kyung keluar.

“Apa maksudmu bilang kau akan kembali bekerja di kantormu? Lalu, bagaimana dengan pabriknya?” tanya Hyuk.

“Aku pergi karena memang harus. Aku sudah ditunjuk menjadi Presiden.” Jawab Do Kyung.

“Apakah itu hanya sementara atau kau akan pergi selamanya?” tanya Hyuk.

“Kurasa aku tidak harus menceritakannya padamu.” Jawab Do Kyung.

“Apa yang akan terjadi dengan pabrik itu?” tanya Hyuk.


“Itu bukan urusanmu.” Jawab Do Kyung.

“Apa maksudmu? Apa selama ini kau hanya bermain-main? Ji An sangat bahagia karena kau akhirnya... Ji An ingin membantumu menjalankan bisnismu. Kau tahu kan berapa banyak orang yang sudah membantumu.” Protes Hyuk.

“Aku akan berterima kasih pada kalian semua nanti.” Jawab Do Kyung, lalu berjalan ke mobilnya.


“Lalu bagaimana dengan Ji An? Apa yang akan kau katakan pada Ji An? Bukankah sudah kubilang, jangan memulainya jika kau tidak bisa bertanggung jawab.” Ucap Hyuk.

“Kenapa kau berusaha menghentikanku? Selain itu, aku juga tidak akan membiarkan Ji Soo tinggal lama disini.” Jawab Do Kyung.

Do Kyung lalu masuk ke mobilnya dan pergi. Setelah Do Kyung pergi, mata Hyuk nampak berkaca-kaca.


Ji An heran karena Do Kyung belum juga menghubunginya. Tak lama kemudian, Ji Soo menghubunginya, memberitahu soal Do Kyung yang sudah kembali ke kantor. Ji Soo juga menjelaskan kondisi kakeknya. Ji Soo lantas mengajak Ji An bertemu saat makan siang. Ji Soo bilang, ingin mengatakan sesuatu pada Ji An.


Do Kyung kembali ke kantor. Seisi kantor pun langsung heboh melihat kemunculan Do Kyung.


Begitu tiba di kantor, Do Kyung langsung menghadap Tuan Jung.

“Aku akan mulai bekerja besok. Hari ini aku hanya datang untuk berkeliling.” Ucap Do Kyung.

“Kau pasti merasa bersalah sudah membuat kakekmu sakit.” Jawab Tuan Jung.

“Benar. Rasa bersalah itu membunuhku.” Ucap Do Kyung, lalu pergi.


“Kantor Wakil Presdir masih kosong, kenapa dia langsung datang kesini?” ucap Tuan Jung heran.


Setelah itu, Do Kyung muncul di divisi pemasaran. Sontak, tim pemasaran terkejut dengan kemunculan Do Kyung.

“Kalian melihatku seperti melihat hantu. Itu pasti karena rumor itu kan?” tanya Do Kyung.

“Tidak, bukan begitu. Siapa yang percaya rumor palsu seperti itu.” Jawab Manajer Lee.

“Karena aku sudah disini, tolong berikan aku laporan perusahaan.” Ucap Do Kyung.

Do Kyung pun mulai rapat dengan tim pemasaran.


Sementara Ji An dan Ji Soo lagi makan siang. Ji An lega mendengar kata-kata Ji Soo soal kondisi CEO No yang mulai membaik. Ji Soo pun heran karena Ji An biasa-biasa saja padahal Do Kyung memilih kembali ke Haesung.

“Kakeknya sakit karena dia. Jadi bagaimana mungkin dia tidak kembali bekerja? Aku lebih mencemaskan pabriknya. Seketaris Yoo akan bekerja sendirian lagi.” Jawab Ji An.

“Kau tidak berpikir dia akan kembali ke pabrik setelah kakek sembuh?” tanya Ji Soo.

“Dia ingin kembali setelah berhasil membuktikan pada kakeknya kalau ia bisa melakukannya sendiri.” Jawab Ji An.


“Kau benar-benar memahami kakakku.” Takjub Ji Soo.

“Aku baru saja memahaminya.Dia tidak akan kembali karena itulah keinginannya. Dia ingin membuka pabrik sendiri.” Jawab Ji An.

“Lalu, Eonni-ya. Bagaimana pendapatmu soal ini. Dia sudah menjadi Presdir Haesung sekarang.Sementara dia di posisi itu, dia akan mendapatkan izin untuk menikahimu. Ayahku hanya harus membujuk ibuku, kan?”

“Kenapa aku membutuhkan izin? Aku akan pergi ke Finlandia.” Jawab Ji An.

“Sekali kau mendapatkan izin, kau tidak akan bisa pergi ke sana.” Ucap Ji Soo, lalu menyeruput minumannya.


Ji An pun langsung meneriaki Ji Soo, membuat Ji Soo kaget.

“Kenapa aku tidak bisa pergi? Aku mendapatkannya dengan kemampuanku.” Ucap Ji An.

“Apakah kau akan pergi meskipun mendapat izin menikahinya?” tanya Ji Soo.

“Kenapa kau kembali? Kau kembali karena Hyuk atau toko roti?” Ji An balik bertanya.

“Aku? Keduanya.” Jawab Ji Soo.
“Jika kau disuruh memilih antara Hyuk dan toko roti, mana yang akan kau pilih?” tanya Ji An.

Ji Soo pun kebingungan menjawabnya.

“Aku benar-benar menyukainya tapi aku tidak berpikir akan melepaskan semuanya demi cinta.” Ucap Ji An.


“Tapi apa yang mau kau lakukan, tidaklah spesifik seperti keinginanku membuat roti.” Jawab Ji Soo.

“Aku sudah memutuskan apa yang ingin kulakukan.” Ucap Ji An.

“Apa?” tanya Ji Soo.

“Kayu. Aku ingin membuat hal kecil dengan kayu. Itu bisa menjadi furniture kecil. Perangkat makan, boneka, aksesoris kayu juga. Aku ingin membuat hal-hal kecil yang digunakan setiap hari di sebuah studio pertukangan kecil.” Jawab Ji An.


Di kantornya, Gi Jae terkejut membaca rumor soal Haesung Group.

“25 tahun yang lalu, keluarga Haesung Group kehilangan putri mereka dan secara terbuka mencarinya. Mereka baru saja menemukan putri mereka. Dia dibesarkan di Seoul sebagai putrinya Tuan Seo. Mereka pasti senang menemukannya, tapi mereka menutupinya mungkin karena Haesung Group sudah menjadi bahan pembicaraan terkait penerusnya.”


Beralih ke Tuan Seo yang menemui Seok Doo di sebuah kafe.

“Seok Doo-ya, kau sudah menemukan mesin dan perancangnya?” tanya Tuan Seo.

“Kau tidak sabaran sekali. Aku baru saja kembali beberapa hari lalu.” Jawab Seok Doo.

“Itu bagus. Bukankah kau pernah bilang, ingin bekerja sama denganku jika kesehatanku memungkinkan?” tanya Tuan Seo.

Seok Doo pun terkejut. Singkat cerita, Tuan Seo memberitahu Seok Doo bahwa ia sudah tahu dirinya tidak mengidap kanker.

CEO No akhirnya siuman. Dan diluar, Do Kyung sedang berbicara dengan dokter.

Lalu, Do Kyung menerima pesan dari Gi Jae soal rumor Haesung Group. Do Kyung pun terkejut membacanya.

Bersambung ke part 2............

1 Comments:

  1. Unknown said...:

    Makasih yaaa, suka skali bacanya, serasa baca novel, sampe disini rinci banget 👍
    Lanjutannya udah ada?

Post a Comment