Ruler : Master Of The Mask Ep 5 Part 2

Sebelumnya...

  
Rombongan PM Lee Sun tiba di Jongmyo. PM Lee Sun mengajak Sun masuk bersamanya agar Sun bisa mengadukan apa yang terjadi pada ayahnya. Tapi begitu masuk, Raja langsung mengomeli PM Lee Sun yang telah membuat Tuan Han menyelidiki Departemen Pengadaan Air.

“Jika kita hanya diam, terlebih berkompromi, siapa lagi yang akan melindungi rakyat yang tak berdaya?” ucap PM Lee Sun membela diri.

“Apa katamu!” Raja semakin marah.

“Departemen Pengadaan Air menyiksa rakyat melalui air yang sebenarnya hak semua orang. Mereka menyalahgunakan wewenang untuk menekan rakyat, bahkan mengabisi nyawa orang-orang. Ayah dari anak ini juga dibunuh secara sadis hanya karena mencuri setimba air. Ayahanda, tolong bantu Hanseongbu Han Gyu Ho dan Petugas Park,mengungkap kebenaran dan membubarkan Departemen Pengadaan Air.” Pinta PM Lee Sun.

“Tindakan gegabahmu itu hanya akan membuat lebih banyak nyawa melayang. Turunkan perintah itu saat kau sudah memiliki kekuatan untuk melindungi rakyatmu.” Jawab Raja.


“Apa gunanya itu jika mereka semua mati sebelum saatnya tiba?Sekalipun kita lemah, kita harus berperang demi rakyat!” ucap PM Lee Sun.

“Departemen Pengadaan Air adalah kompensasi atas nyawamu!” teriak Raja akhirnya.

Kontan saja, semua orang terkejut. Raja lantas meminta mereka semua keluar karena ia ingin bicara dengan PM Lee Sun. Setelah semua keluar, Raja melepaskan topeng PM Lee Sun dan berlutut di hadapannya.


“Pangeran Sun, kau menanyakan alasan sebenarnya kenapa kau harus memakai topeng, 'kan? Sebelum kau lahir, ayahmu ini...” Raja pun terdiam.

“A… abamama?” ucap PM Lee Sun.

“Apa kau tahu jika kau hampir saja mati sesaat setelah kau lahir?” tanya Raja.

“Saya dengar alasan saya memakai topeng adalah akibat efek samping penyakit itu.” jawab PM Lee Sun.

“Bukan penyakit melainkan racun.” Ucap Raja, membuat PM Lee Sun terkejut.


Raja lalu mengungkapkan perjanjiannya dengan Kelompok Pyunsoo demi mendapatkan penawar atas racun yang bersemayam di tubuh PM Lee Sun. Sebagai gantinya, Dae Mok meminta hak penuh atas Departemen Pengadaan Air dan menginginkan PM Lee Sun bergabung dengan Pyunsoo.

“Sekalipun kami membuat kesepakatan, aku tidak bisa membiarkanmu bergabung dengan mereka dan melihatmu menjadi anjing peliharaan mereka. Itu sebabnya, aku memakaikan topeng di wajahmu.” Ucap Raja.


Raja lantas menggenggam tangan putranya dan meminta maaf padanya. Terlalu sulit mempercayai semua itu, PM Lee Sun pun mengira ayahnya sedang bercanda. Namun melihat keseriusan di mata sang ayah, ia langsung menarik tangannya dari genggaman sang ayah dan menatap sang ayah dengan kecewa.

“Raja adalah anugerah langit. Ia merupakan Kaisar negeri ini. Ia ditugaskan untuk mengabdi pada kepentingan rakyat. Saya pun suatu saat akan menjadi Raja. Anda selalu mengajari saya menjadi Raja yang melayani rakyatnya. Namun, anda mengatakan bahwa Departemen Pengadaan Air, yang telah menyengsarakan rakyat, ada karena saya?”


Air mata PM Lee Sun pun mulai mengalir.

“Itu demi menyelamatkanmu.” Ucap Raja.

Woo Jae yang baru pulang langsung disambut manis oleh Hwa Gun. Hwa Gun bersikeras ingin jadi Putri Mahkota. Woo Jae mengiyakan dan berkata tak ada yang mustahil karena Hwa Gun adalah cucunya Dae Mok, tapi kemudian Woo Jae berubah pikiran dan berkata kalau ia tak bisa memberikan putrinya pada Putra Mahkota yang buruk rupa itu.
“Ayah, jika aku menjadi Putri Mahkota, kakek tidak akan membunuh cucu mantunya sendiri, 'kan?” tanya Hwa Gun cemas.

“Hwa Gun-ah, kenapa kau ingin menjadi Putri Mahkota?” tanya Woo Jae.

“Ayah juga tidak menyetujuinya?” tanya Hwa Gun.

“Tidak, bukan itu maksudku. Aku akan memberikan segalanya untukmu. Namun... Putri Mahkota? Kakekmu tidak akan pernah menyetujuinya.” Jawab Woo Jae.


“Jika aku menjadi Putri Mahkota, ayah memiliki Kelompok Pyunsoo sekaligus keluarga kerajaan dalam genggaman. Lalu, ayah akan menjadi lebih kuat dari Kakek Dae Mok. Ayah tidak ingin lebih kuat dari Kakek Dae Mok?” hasut Hwa Gun.

“Kakekmu itu selalu menyukai karaktermu yang begini. Kalau begitu, besok, ayo kita temui Yang Mulia Ratu. Jika Ratu menyetujui, akan lebih mudah meyakinkan kakekmu.” Ucap Woo Jae.

Hwa Gun pun tersenyum senang.


Belum lagi kekagetannya hilang, PM Lee Sun pun kembali dikejutkan dengan Kepala Lee yang membawa Lee Sun palsu masuk. Lee Sun palsu tampak sekarat. Dengan tubuh lemas, ia menyampaikan pesan dari Kelompok Pyunsoo untuk PM Lee Sun.

“Nyawa Putra Mahkota seharga dengan Departemen Pengadaan Air. Menyerang departemen sama halnya menyerah akan nyawa Yang Mulia Putera Mahkota. Singkirkan Hanseongbu Han Gyu Ho dan Petugas Park. Putra Mahkota juga harus bergabung dengan departemen.”
“Siapa... yang mengirim pesan itu?” tanya PM Lee Sun.


Belum sempat menjawab, Lee Sun palsu sudah ambruk duluan dan meninggal dunia dengan mulut berbusa. Kepala Lee pun langsung memeriksa Lee Sun palsu. Raja terkejut saat Kepala Lee bilang kalau Lee Sun palsu diracun.


“Sekarang juga tangkap Hanseongbu Han Gyu Ho dan Petugas Park!” suruh Raja.

“Yang Mulia!” protes Seja.


Pasukan Pengawal Istana yang dipimpin Choi Sung Ki langsung mendatangi kediaman Tuan Han. Disaat itu, Tuan Han dan Petugas Park sedang berdiskusi sambil melihat peta saluran irigasi. Tuan Han langsung menyembunyikan peta itu menyadari yang datang adalah Pasukan Pengawal Istana.

“Han Gyu Ho dan Park Moo Ha. Kalian telah melakukan pencatutan nama Yang Mulia Putera Mahkota. Akui kejahatan kalian!” ucap Choi Sung Ki.

“Kejahatan macam apa maksud kalian? Siapa yang memerintahkan aku ditangkap?” tanya Tuan Han.

“Ini perintah Raja!” jawab Choi Sung Ki, membuat Tuan Han kaget setengah mati.


Di istana, PM Lee Sun ingin tahu alasan ayahnya menghukum Tuan Han. Dengan berurai air mata, ia tanya apakah itu karena dirinya? PM Lee Sun tak terima jika ayahnya melakukan itu untuk melindungi dirinya. 
“Ini bukan saat yang tepat memerangi mereka. Bukankah sakit melihat mereka kesulitan? Kau marah pada ayahmu ini yang menyusahkan rakyat? Kalau begitu, kalahkan Kelompok Pyunsoo dengan menjadi Raja sesungguhnya!” jawab Raja.

Raja lalu menyuruh Kepala Lee mengurung PM Lee Sun.


Sementara itu, Ga Eun berlari mengejar sang ayah yang sudah mulai dibawa pergi. Sang ayah marah karena Ga Eun keluar rumah untuk menyusulnya. Ga Eun mengkonfirmasi kalau sang ayah akan dibebaskan setelah Putra Mahkota nanti datang. Tuan Han pun meyakinkan Ga Eun kalau ia akan bebas setelah Putra Mahkota datang. Choi Sung Ki berteriak, menyuruh prajurit membawa Tuan Han. Tuan Han pun dibawa, Ga Eun tidak rela tapi prajurit malah menariknya dan mendorongnya dengan kasar.


PM Lee Sun berteriak, meminta sang ayah mencabut kembali hukumannya. Tapi teriakannya sama sekali tak didengar. Sun hanya bisa diam di pojokan mendengar teriakan tak berdaya PM Lee Sun.


Tepat saat itu, Raja lewat bersama Kepala Lee. Mereka membahas tentang mencari anak lain untuk menggantikan Putra Mahkota. Raja melihat Sun dan menyuruh Kepala Lee mengantar Sun pulang.


Ratu menemui Youngbin Lee membawakan nama2 kandidat Putri Mahkota. Ratu ingin Youngbin Lee ikut memilih. Semula, Youngbin Lee menolak karena memilih Putri Mahkota adalah hak eksklusif Ratu. Tapi Ratu tetap ingin Youngbin Lee ikut memilih karena Youngbin Lee adalah ibu kandung Putra Mahkota.


Tepat saat Youngbin Lee keluar dari istana Ratu, ia bertemu Woo Jae dan Hwa Gun diluar. Dengan wajah dingin, ia melihat Hwa Gun yang datang dengan penampilan anggunnya.


Woo Jae dan Hwa Gun menemui Ratu. Ratu menginginkan Hwa Gun menjadi mantunya, tapi terpaksa menolak karena alasan kakek Hwa Gun yang menentang keras Hwa Gun menjadi Putri Mahkota. Woo Jae pun meyakinkan Ratu kalau ia pasti bisa meluluhkan hati ayah mertuanya.

“Maafkan aku berkata begini. Namun, aku tidak merasa kau mampu melakukannya. Di negeri ini, adakah yang selamat jika menentang Tuan Dae Mok?” sindir Ratu.


“Kau pasti sangat kecewa. Aku... sungguh minta maaf.” Ucap Ratu pada Hwa Gun.

“Saya juga, Yang Mulia. Anda akan lebih menyesal...10 tahun mendatang.” Ancam Hwa Gun.

Ratu pun tersenyum canggung.

Raja menemui Tuan Han di penjara. Ia bertanya, apa Tuan Han ingat yang dikatakannya di masa lalu.

“Yang Mulia berkata hamba harus bersikap adil, namun tidak gegabah.” Jawab Tuan Han.

“Aku menyuruhmu menunggu. Menunggu sampai Putera Mahkota menjadi Raja lalu menjadi abdi setianya di hari penobatan dirinya. Kenapa kau malah mengikuti perintahnya sekarang dan memulai investigasi” ucap Raja.

“Ampuni hamba, Yang Mulia.” Jawab Tuan Han.

“Ini terlalu dini. Jika kita bertarung sekarang, baik kau maupun Putra Mahkota akan mati. Aku akan mengorbankan kau dan melindungi Putra Mahkota, sesuai keinginan mereka.” Ucap Raja.

“Apakah yang Paduka maksud adalah Kelompok Pyunsoo?Apa yang Kelompok Pyunsoo inginkan?” tanya Tuan Han.

“Mereka ingin aku menjatuhi dirimu hukuman mati.” Jawab Raja.


Park Moo Ha yang ketakutan, langsung menanyakan nasib dirinya. Tuan Han pun meminta Raja mencari jalan agar Park Moo Ha bisa selamat. Ia yakin suatu saat nanti, Park Moo Ha akan menjadi abdi setia PM Lee Sun. 


Tuan Han juga berkata kalau ia punya seorang putri. Raja berjanji akan melindungi putri Tuan Han dan mencari jalan menyelamatkan Park Moo Ha.


Sementara itu, PM Lee Sun terduduk lemas di depan pintu.

“Tolong lepaskan aku dan bebaskan Tuan Han. Dia pria berintegritas yang hanya menjalankan perintahku. Jika sampai ia mati, aku tak akan sanggup menghadapi Ga Eun. Bagaimana lagi aku akan menjalani hidup?” ucapnya.

Tangis PM Lee Sun pun pecah.

0 Comments:

Post a Comment