CEO No collaps setelah membaca pesan Do Kyung yang menolak posisi sebagai Presdir Haesung.
Hyuk dan Ji Soo menunggu mereka di mobil dengan wajah cemas. Hyuk penasaran, kenapa Ji Soo bisa berpikir bahwa hari itu adalah hari terakhir Do Kyung dan Ji An berkencan. Mereka pun mengingat saat menguping omongan Ji An, bahwa Ji An mau mengajak Do Kyung bermain olahraga ekstrim yang sesungguhnya.
Flashback...
“Apakah harus kita melakukannya?” tanya Hyuk.
“Hari ini adalah hari terakhir mereka. Aku tidak mau
Ji An pulang ke rumah sendirian.” Jawab Ji Soo.
“Tidak mungkin hari ini hari terakhir mereka.” Ucap
Hyuk.
“Aku yakin. Aku mengenal Ji An. Hari ini adalah
terakhir mereka.” Jawab Ji Soo.
Flashback end...
“Sekarang
aku bisa melihat betapa mereka saling mencintai. Choi Do Kyung memulai
bisnisnya. Ayahmu mungkin juga akan merestui hubungan mereka.” Ucap Hyuk.
“Saat
aku tinggal di rumah mereka, aku lari dari acara yayasan dan mereka memarahiku
begitu keras dan memaksaku menjalani hidup seperti yang mereka inginkan. Aku
tidak pernah mau melakukannya lagi.” Jawab Ji Soo.
“Begitukah?”
tanya Hyuk.
“Ji An
akan lebih buruk dalam hal itu. Selain itu, aku dan Kak Do Kyung berbeda. Kak
Do Kyung adalah pewaris Haesung Group.” Jawab Ji Soo.
“Apa
kau yakin dia akan kembali? Yang kulihat, dia menikmati pekerjaannya di
pabrik.” Ucap Hyuk.
“Dia
tidak ingin kembali setelah kalah dari kakek, tapi dia akan kembali suatu hari
nanti. Ji An dan kakakku sudah mengetahuinya. Jadi karena itulah, mereka
memutuskan berkencan seminggu saja. Ji An sendiri yang bilang padaku. Kakekku
mengunjungi orang tuaku lamaku dan menemui ayahku. Ibuku mencoba memisahkan
mereka dengan berpura-pura menyuruh mereka menikah. Apa kau berpikir Ji An akan
bahagia dengan keluarga seperti itu?” jawab Ji Soo.
“Itulah
sebabnya mereka mengambil keputusan ini.” Ucap Hyuk.
Lalu,
Ji Soo melihat Do Kyung dan Ji An keluar dan berjalan menuju mobil Do Kyung. Ji
An meminta Do Kyung mengantarkannya sampai stasiun saja.
Ponsel Do Kyung berdering. Telepon dari Seketaris Min yang memberitahunya kalau CEO No collaps setelah membaca pesan Do Kyung. Do Kyung syok. Seketaris Min menyuruh Do Kyung untuk segera ke rumah sakit.
“Kakek,
dia collaps. Aku harus ke rumah sakit sekarang.” Jawab Do Kyung.
Do
Kyung lalu merogoh saku celananya, mengambil kunci mobil tapi karena syok, ia
menjatuhkan kunci mobilnya. Ji An pun menawarkan dirinya mengantar Do Kyung ke
rumah sakit.
Ji Soo
pun beralasan, ia dan Hyuk datang untuk bermain seluncuran. Melihat ekspresi Do
Kyung, Hyuk langsung bertanya ada apa. Ji An pun memberitahu, kalau CEO No
collaps. Hyuk dan Ji Soo kaget. Ji An lalu menyuruh Do Kyung ke rumah sakit.
Tapi sebelum pergi, Do Kyung menyuruh Ji Soo mengantarkan Ji An pulang.
Do Kyung naik ke mobil Seketaris Yoo. Saat hendak menutup pintu, ia kembali menatap Ji An dengan tatapan cemas. Ji An pun menyuruh Do Kyung pergi dan meminta Do Kyung tidak mencemaskannya.
Do
Kyung mengangguk dan menutup pintu mobil. Ia menyalakan mesin mobil, lalu mulai
menjalankan mobil Seketaris Yoo.
Seketaris
Min yang masih berada di rumah sakit bersama Nyonya No, Tuan Jung dan Jin Hee
pun menjelaskan kondisi CEO No pada Do Kyung.
“Dia
mengalami serangan jantung jadi mereka memasukkan ring. Jika dia masih pingsan
setelah itu, dia harus menjalani terapi hipotermia.”
Do
Kyung pun merasa bersalah. Ia teringat
ketika dirinya membalas pesan sang kakek.
Habis
bermain, Do Kyung dan Ji An singgah ke warung kopi. Saat Ji An memesan kopi, Do
Kyung pun membalas pesan sang kakek.
Flashback
end...
Mereka semua menunggu di depan ruang operasi. Jin Hee bertanya, dimana Tuan Choi. Seketaris Min yang menjawab, bahwa Tuan Choi sedang di perjalanan.
“Maksudmu
dia tidak bisa dihubungi atau dia enggan menjawab teleponmu?” tanya Jin Hee.
“Diam
saja lah.” Suruh Nyonya No.
“Ayah
sedang dioperasi. Apa kau lebih tertarik soal pesan Do Kyung?” jawab Nyonya No.
Nyonya No lantas menyuruh Seketaris Min mengusir pacar ayahnya. Ia juga kesal karena pacar ayahnya memberitahu Tuan Jung dan Jin Hee soal pesan Do Kyung. Tapi Seketaris Min bilang, bahwa pacar CEO No tidak mau pergi apapun yang terjadi.
Tak
lama kemudian, Do Kyung datang. Begitu sampai di depan ruang operasi, Do Kyung
langsung menanyakan operasi kakeknya. Tapi Jin Hee lebih tertarik membahas SMS
Do Kyung. Jin Hee bertanya, apa Do Kyung benar-benar tidak mau kembali ke
perusahaan.
Nyonya
No lantas mengajak Do Kyung bicara. Tepat saat itu, tim dokter keluar dari
ruang operasi.
Dokter menjelaskan, bahwa operasi CEO No berhasil tapi CEO No masih belum sadar. Oleh karena itu, rumah sakit akan memindahkan CEO No ke ruang ICU.
“Kapan
dia akan sadar?” tanya Nyonya No.
“Kami
masih belum tahu dan akan terus memantau kondisinya.” Jawab dokter.
“Bisakah
kami melihatnya?” tanya Do Kyung.
“Jangan
sekarang. Aku akan memberitahumu setelah kami selesai memantau kondisinya.”
Jawab dokter.
Di
mobil, Ji Soo yang mencoba menghubungi Ayah Choi pun merasa aneh karena ponsel
sang ayah masih mati. Sementara Ji An terus menatap keluar jendela dengan wajah
cemas. Ji Soo pun berniat meninggalkan pesan untuk Ayah Choi.
“Ji
An-ah, kau baik-baik saja?” tanya Hyuk.
“Iya,
aku baik-baik saja. Tapi kasihan Do Kyung.” Jawab Ji An.
Ji An
heran kenapa CEO No bisa tiba-tiba collaps.
Tuan
Choi sendiri sedang di kuil, memberi penghormatan pada ayah dan ibunya.
Tuan
Seo termenung di kursi tunggu rumah sakit, memikirkan kata-kata dokter soal
penyakitnya.
“Karena stress, jadi kau salah mengira. Kau tidak
mengidap kanker. “ ucap dokter.
Tuan
Seo juga ingat soal Ji An yang memutuskan mengencani Do Kyung hanya seminggu
saja.
Terakhir,
Tuan Seo ingat soal Ji An yang berkesempatan sekolah desain di luar negeri
selama 6 bulan karena menjadi juara ketiga kontes desain.
Tuan
Seo pun marah. Ia kesal karena dirinya tidak mengidap kanker padahal ia sudah
mempersiapkan diri. Tuan Seo berkata, mengakhiri hidupnya sekarang akan lebih
baik baik. Ia harus mati agar bisa mendapatkan klaim asuransi.
Nyonya
No, Do Kyung, Tuan Jung dan Jin Hee sedang membahas kondisi CEO No. Tuan Jung
berkata, sudah meminta pihak rumah sakit untuk merahasiakan kondisi CEO No dari
media. Jin Hee lalu mengajak mereka semua pulang. Tapi Do Kyung yang merasa
bersalah memilih untuk stay di rumah sakit.
Setelah
Tuan Jung dan Jin Hee pergi, Nyonya No memarahi Do Kyung yang menolak posisi
sebagai Presdir Haesung. Do Kyung pun beralasan, bahwa ia tidak mau melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak hatinya.
“Ayahmu
mengundurkan diri dari posisinya dan kau menolak posisimu sebagai Presdir
Haesung. Lalu, kakek mendengar rumor tentangmu bahwa kau kabur dari rumah
karena wanita dan memakai narkoba.” Ucap Nyonya No.
Do
Kyung pun terkejut, rumor?
“Kakekmu
bekerja keras membesarkan perusahaan kita, tapi kau malah menusuknya ketika dia
memilihmu sebagai pewarisnya.” Ucap Nyonya No.
“Aku
tidak tahu kakek akan seperti ini. Kakek laki-laki yang kuat.” Jawab Do Kyung.
“Tidak
ada seorang pun yang benar-benar kuat. Mereka hanya berpura-pura kuat.” Ucap
Nyonya No.
“Fakta
bahwa ayahmu mengirimku ke Eropa dan memilih Do Kyung sebagai Presdir Haesung
sudah membuktikan kalau dia memilih Do Kyung sebagai pewarisnya.” Jawab Tuan
Jung.
“Mungkinkah
Do Kyung benar-benar ingin membangun bisnisnya sendiri?” tanya Jin Hee.
“Aku
yakin, itu akan sangat bermanfaat. Tapi itu tidak bisa dibandingkan dengan
Haesung Corporation.” Jawab Tuan Jung.
“Lalu
kenapa Do Kyung menolak tawaran itu? Mungkinkah itu... benarkah alasannya?”
tanya Jin Hee.
“Itu
tidak penting. Aku tidak pernah membayangkan dia akan collaps seperti ini.”
Jawab Tuan Jung.
“Aku tidak akan menyeret Ji An masuk ke dalam
keluarga seperti ini! Dan aku, tidak mau kembali ke rumah. Aku tidak mau
menjadi boneka kakek.” Ucap Do Kyung.
Do
Kyung pun menghela nafas, lalu menyenderkan tubuhnya ke dinding.
Ji An
akhirnya tiba di rumah. Ji Soo berkata, kalau ia tidak pernah tahu akan sangat
merindukan rumah lamanya.
Hyuk
pun menggenggam erat tangan Ji Soo. Ji Soo membalas genggaman Hyuk dengan
senyuman.
“Kalau
ada kabar terbaru dari Do Kyung, tolong beritahu aku.” Pinta Ji An.
Ji Soo
ingin masuk juga. Ia ingin memperkenalkan Hyuk pada Tuan Seo dan Nyonya Yang.
Hyuk yang ingat dulu sudah pernah bertemu dengan Nyonya Yang saat mencari Ji An
menyuruh Ji Soo masuk sendiri. Hyuk bilang, dia akan menunggu diluar saja.
“Apa
yang akan kau lakukan disini sendirian?” tanya Ji Soo.
“Aku
bisa mendengarkan musik dan mengecek toko online ku.” Jawab Hyuk.
Nyonya
Yang sedang memasak saat Ji An dan Ji Soo datang. Nyonya Yang pun senang Ji Soo
datang. Tak lama kemudian, Ji Tae dan Soo A turun. Ji Soo senang melihat Ji Tae
dan Soo A.
Lalu,
Ji An memberitahu Ji Soo soal kehamilan Soo A.
“Apakah
bayinya laki-laki atau perempuan? Kalian sudah punya nama panggilannya?” tanya
Ji Soo antusias.
“Aku
juga punya kabar bagus.” Jawab Ji An.
Mereka
lalu duduk dan semua senang mendengar kabar dari Ji An. Nyonya Yang bangga
karena Ji An bisa melakukan apapun tanpa bantuan mereka. Ji Tae lalu bertanya,
apa Ji An akan pergi ke Finlandia.
“Tentu
saja. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup. Aku akan bekerja keras untuk
membayar tiket dan biaya hidupku disana.” Jawab Ji An.
“Aku
senang mendengarnya tapi aku tidak suka berpisah darimu.” Ucap Ji Soo.
“Jika
kau sedih, kau bisa ikut dengannya.” Jawab Ji Tae.
“Bisakah
kau pergi denganku dan meninggalkan Hyuk?” goda Ji An.
“Aku
tidak yakin.” Jawab Ji Soo yang disambut tawa semuanya.
Tuan Seo pulang ke rumah lamanya dan langsung mencopot tulisannya yang ia tempel di dinding. Setelah itu, ia memperhatikan barang2 pemberian semua anaknya, lalu membaca surat dari istrinya.
“Yeobo, aku
minta maaf. Kau adalah teman hidupku tapi aku salah karena menganggapmu sebagai
waliku. Aku lupa bahwa kau manusia biasa. Saat kau lelah, kau ingin
beristirahat di tempat yang nyaman dan kau perlu dihibur juga. Maafkan aku
karena melupakan hal itu. Aku harap kau akan memaafkanku.”
Tuan
Seo lalu meraih ponselnya dan membaca SMS dari Ji Tae.
“Saat aku
mendengar detak jantung bayiku, aku membayangkan bagaimana rasanya menjadi
seorang ayah dan perasaanku tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ayah pasti
juga merasakan hal yang sama, kan?”
Tuan
Seo pun tersenyum melihat foto hasil UGS calon cucunya.
Keesokan
harinya, Do Kyung pulang ke rumah kos dan langsung disambut Ji Soo. Ji Soo
penasaran kondisi kakeknya. Do Kyung bilang, mereka masih harus menunggu. Do
Kyung lalu masuk ke kamar.
Tak
lama kemudian, Do Kyung keluar dari kamar sambil menggeret kopernya. Do Kyung
juga sudah berpakaian rapi. Ji Soo dan Hyuk pun terkejut saat Do Kyung mengaku,
akan kembali ke rumah dan bekerja juga.
Hyuk
menyusul Do Kyung keluar.
“Apa
maksudmu bilang kau akan kembali bekerja di kantormu? Lalu, bagaimana dengan
pabriknya?” tanya Hyuk.
“Aku
pergi karena memang harus. Aku sudah ditunjuk menjadi Presiden.” Jawab Do
Kyung.
“Apakah
itu hanya sementara atau kau akan pergi selamanya?” tanya Hyuk.
“Kurasa
aku tidak harus menceritakannya padamu.” Jawab Do Kyung.
“Apa
yang akan terjadi dengan pabrik itu?” tanya Hyuk.
“Itu
bukan urusanmu.” Jawab Do Kyung.
“Apa maksudmu?
Apa selama ini kau hanya bermain-main? Ji An sangat bahagia karena kau
akhirnya... Ji An ingin membantumu menjalankan bisnismu. Kau tahu kan berapa
banyak orang yang sudah membantumu.” Protes Hyuk.
“Aku
akan berterima kasih pada kalian semua nanti.” Jawab Do Kyung, lalu berjalan ke
mobilnya.
“Lalu bagaimana dengan Ji An? Apa yang akan kau katakan pada Ji An? Bukankah sudah kubilang, jangan memulainya jika kau tidak bisa bertanggung jawab.” Ucap Hyuk.
“Kenapa
kau berusaha menghentikanku? Selain itu, aku juga tidak akan membiarkan Ji Soo
tinggal lama disini.” Jawab Do Kyung.
Do
Kyung lalu masuk ke mobilnya dan pergi. Setelah Do Kyung pergi, mata Hyuk
nampak berkaca-kaca.
Ji An heran karena Do Kyung belum juga menghubunginya. Tak lama kemudian, Ji Soo menghubunginya, memberitahu soal Do Kyung yang sudah kembali ke kantor. Ji Soo juga menjelaskan kondisi kakeknya. Ji Soo lantas mengajak Ji An bertemu saat makan siang. Ji Soo bilang, ingin mengatakan sesuatu pada Ji An.
Do
Kyung kembali ke kantor. Seisi kantor pun langsung heboh melihat kemunculan Do
Kyung.
Begitu
tiba di kantor, Do Kyung langsung menghadap Tuan Jung.
“Aku
akan mulai bekerja besok. Hari ini aku hanya datang untuk berkeliling.” Ucap Do
Kyung.
“Kau
pasti merasa bersalah sudah membuat kakekmu sakit.” Jawab Tuan Jung.
“Benar.
Rasa bersalah itu membunuhku.” Ucap Do Kyung, lalu pergi.
“Kantor
Wakil Presdir masih kosong, kenapa dia langsung datang kesini?” ucap Tuan Jung
heran.
Setelah itu, Do Kyung muncul di divisi pemasaran. Sontak, tim pemasaran terkejut dengan kemunculan Do Kyung.
Setelah itu, Do Kyung muncul di divisi pemasaran. Sontak, tim pemasaran terkejut dengan kemunculan Do Kyung.
“Kalian
melihatku seperti melihat hantu. Itu pasti karena rumor itu kan?” tanya Do
Kyung.
“Tidak,
bukan begitu. Siapa yang percaya rumor palsu seperti itu.” Jawab Manajer Lee.
“Karena
aku sudah disini, tolong berikan aku laporan perusahaan.” Ucap Do Kyung.
Do
Kyung pun mulai rapat dengan tim pemasaran.
Sementara
Ji An dan Ji Soo lagi makan siang. Ji An lega mendengar kata-kata Ji Soo soal
kondisi CEO No yang mulai membaik. Ji Soo pun heran karena Ji An biasa-biasa
saja padahal Do Kyung memilih kembali ke Haesung.
“Kakeknya
sakit karena dia. Jadi bagaimana mungkin dia tidak kembali bekerja? Aku lebih
mencemaskan pabriknya. Seketaris Yoo akan bekerja sendirian lagi.” Jawab Ji An.
“Kau
tidak berpikir dia akan kembali ke pabrik setelah kakek sembuh?” tanya Ji Soo.
“Dia
ingin kembali setelah berhasil membuktikan pada kakeknya kalau ia bisa
melakukannya sendiri.” Jawab Ji An.
“Kau
benar-benar memahami kakakku.” Takjub Ji Soo.
“Aku
baru saja memahaminya.Dia tidak akan kembali karena itulah keinginannya. Dia
ingin membuka pabrik sendiri.” Jawab Ji An.
“Lalu,
Eonni-ya. Bagaimana pendapatmu soal ini. Dia sudah menjadi Presdir Haesung
sekarang.Sementara dia di posisi itu, dia akan mendapatkan izin untuk
menikahimu. Ayahku hanya harus membujuk ibuku, kan?”
“Kenapa
aku membutuhkan izin? Aku akan pergi ke Finlandia.” Jawab Ji An.
“Sekali
kau mendapatkan izin, kau tidak akan bisa pergi ke sana.” Ucap Ji Soo, lalu
menyeruput minumannya.
Ji An
pun langsung meneriaki Ji Soo, membuat Ji Soo kaget.
“Kenapa
aku tidak bisa pergi? Aku mendapatkannya dengan kemampuanku.” Ucap Ji An.
“Apakah
kau akan pergi meskipun mendapat izin menikahinya?” tanya Ji Soo.
“Kenapa
kau kembali? Kau kembali karena Hyuk atau toko roti?” Ji An balik bertanya.
“Aku?
Keduanya.” Jawab Ji Soo.
“Jika
kau disuruh memilih antara Hyuk dan toko roti, mana yang akan kau pilih?” tanya
Ji An.
Ji Soo
pun kebingungan menjawabnya.
“Aku
benar-benar menyukainya tapi aku tidak berpikir akan melepaskan semuanya demi
cinta.” Ucap Ji An.
“Tapi
apa yang mau kau lakukan, tidaklah spesifik seperti keinginanku membuat roti.”
Jawab Ji Soo.
“Aku
sudah memutuskan apa yang ingin kulakukan.” Ucap Ji An.
“Apa?”
tanya Ji Soo.
“Kayu. Aku
ingin membuat hal kecil dengan kayu. Itu bisa menjadi furniture kecil.
Perangkat makan, boneka, aksesoris kayu juga. Aku ingin membuat hal-hal kecil
yang digunakan setiap hari di sebuah studio pertukangan kecil.” Jawab Ji An.
“25 tahun yang
lalu, keluarga Haesung Group kehilangan putri mereka dan secara terbuka
mencarinya. Mereka baru saja menemukan putri mereka. Dia dibesarkan di Seoul
sebagai putrinya Tuan Seo. Mereka pasti senang menemukannya, tapi mereka
menutupinya mungkin karena Haesung Group sudah menjadi bahan pembicaraan
terkait penerusnya.”
“Seok
Doo-ya, kau sudah menemukan mesin dan perancangnya?” tanya Tuan Seo.
“Kau
tidak sabaran sekali. Aku baru saja kembali beberapa hari lalu.” Jawab Seok
Doo.
“Itu
bagus. Bukankah kau pernah bilang, ingin bekerja sama denganku jika kesehatanku
memungkinkan?” tanya Tuan Seo.
Seok
Doo pun terkejut. Singkat cerita, Tuan Seo memberitahu Seok Doo bahwa ia sudah
tahu dirinya tidak mengidap kanker.
CEO No
akhirnya siuman. Dan diluar, Do Kyung sedang berbicara dengan dokter.
Lalu,
Do Kyung menerima pesan dari Gi Jae soal rumor Haesung Group. Do Kyung pun
terkejut membacanya.
Bersambung
ke part 2............
Makasih yaaa, suka skali bacanya, serasa baca novel, sampe disini rinci banget 👍
Lanjutannya udah ada?