Ruby Ring Ep 17 Part 2

Sebelumnya...


Se Ra tengah rapat dengan para karyawannya, tapi ia bosan mendengarkan presentasi karyawannya dan meminta karyawannya serta para staff memberitahunya inti dari presentasi itu tapi tak ada satu pun yang bisa menjawab. Se Ra pun memutuskan menunda rapatnya sampai esok hari.

“Jika kalian mengecewakanku lagi, kalian mungkin akan mendapat masalah.” Ucap Se Ra, lalu keluar dari ruang rapat.


Lalu, Se Ra menyetir dengan kencang sambil membahas soal steak yang tidak enak karena kokinya berselingkuh dengan istri pemilik restorannya. Terlalu asyik bicara, Se Ra sampai menabrak mobil yang melaju di depannya.

Yang ditabrak Se Ra ternyata mobilnya In Soo.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya In Soo.

“Dengar, buster! Apa kau buta? Kenapa kau ngebut di jalan yang sempit seperti ini!” sewot Se Ra.

“Dengar, perawan tua! Aku tidak suka dipanggil buster!” balas In Soo.

“Kau benar-benar buta? Apa kau melihat ada perawan tua disini? Aku tahu yang kau pikirkan. Kau pasti akan menyalahkanku karena aku wanita, kan?” ucap Se Ra.

“Jangan bersikap bodoh.” Jawab In Soo.

“Apa? Bodoh? Beraninya kau mengatakan itu ketika kau mengendarai sampah itu!” ucap Se Ra.

“Hubungi perusahaan asuransimu.” Jawab In Soo.

“Itu 100% kesalahanmu.” Ucap Se Ra.

“Ajumma, kau berada di jalur satu arah. Aku akan menyingkirkan mobil ini jadi aku tidak akan meminta biaya perbaikan. Tapi jika kau mau, kau bisa menghubungi perusahaan asuransi mobil mewahmu.” Jawab In Soo, lalu masuk ke mobilnya.

Se Ra pun tambah kesal. Mobil In Soo mulai melaju, membuat Se Ra kian kesal.


Roo Na dan Eun Ji bertemu di klub yang biasa mereka datangi. Eun Ji minta pekerjaan di JM Home Shopping. Roo Na nampak kaget, sepertinya dia baru tahu ayah mertuanya baru membeli saluran home shopping. Tapi di depan Eun Ji, Roo Na pura2 tahu. Eun Ji lalu membahas ambisi Roo Na. Eun Ji juga memuji Roo Na yang memiliki aura bintang.

Eun Ji juga mengenalkan pacarnya pada Roo Na. Ternyata pacarnya adalah salah satu pria yang pernah digoda Roo Na dulu. Eun Ji meminta Roo Na memberi pacarnya pekerjaan juga. Eun Ji juga menceritakan bagaimana dulu ia dan pacarnya bisa bertemu. Eun Ji juga bilang, sebelum jatuh cinta padanya, pacarnya sudah jatuh cinta pada Roo Na.


“Roo Na? Aku melihatnya lagi di klub itu. Sebenarnya aku tidak ingin membahas masalah ini, tapi kau ingat padaku? Aku datang ke rumahmu karena Roo Na. Kudengar, Roo Na adikmu.”

“Aku tidak ingat.” Jawab Roo Na.

“Begitukah? Kalau begitu aku lega.” Ucap pria itu.

“Tapi dimana kau melihat Roo Na?” tanya Roo Na.

“Di klub di Chuncheon.” Jawab pria itu, membuat Roo Na kesal setengah mati.


Gyeong Min menunggu Roo Na di depan pintu gedung teater. Ia juga berusaha menghubungi ponsel Roo Na tapi Roo Na tak menjawab.


Roo Bi tengah membantu ibu dan bibinya di restoran. Tak lama kemudian, Roo Na datang dan membahas soal Roo Bi yang datang ke klub. Roo Na pun menyuruh ibunya mengawasi Roo Bi. Ia tak mau keluarga Gyeong Min sampai tahu perilaku Roo Bi.

“Apa itu benar, Roo Na? Kau pergi ke klub untuk berpesta dengan pria?” tanya Chorim.

“Itu tidak benar. Aku pergi ke sana untuk mencari tahu sesuatu.” Jawab Roo Bi.

“Mencari tahu apa?” tanya Roo Na.

“Bahwa aku orang yang mengerikan. Aku memiliki banyak hutang dan aku serakah! Aku mempermainkan banyak pria.” Jawab Roo Bi.


Roo Bi lantas bertanya pada Gilja.

“Eomma, apa aku benar-benar orang macam itu? Apa aku seperti itu? Apa aku putri yang selalu menyusahkanmu? Katakan padaku.” Pinta Roo Bi.

“Roo Na-ya, siapa yang mengatakan itu padamu?” tanya Gilja.

“Aku tidak percaya itu. Aku tidak bisa percaya. Karena itulah, aku pergi ke sana. Aku pikir, aku bisa bertemu dengan seseorang yang mengenalku disana. Aku ingin bertanya, siapa aku dan apa yang kusukai.” Ucap Roo Na.

“Lalu apa kau menemui seseorang yang kau kenal! Aku sudah menceritakan semuanya padamu! Kenapa kau tidak percaya padaku! Aku kakakmu! Eomma, tolong awasi Roo Na! Aku tidak mau hal seperti ini terjadi lagi! Aku sudah cukup stress memiliki keluarga yang miskin, keluarga kelas rendah! Bagaimana aku bisa berdiri jika adikku bersikap seperti ini!” sewot Roo Na, lalu pergi.

Chorim terkejut, ia tidak percaya Roo Bi bisa mengatakan hal macam itu. Roo Bi pun minta maaf dan kembali menyalahkan dirinya.

Dongpal keluar dari dapur, membawakan beberapa gelas susu tapi Chorim langsung mengajaknya kembali ke dapur.

Roo Bi lalu tersenyum pada ibunya. Dan sang ibu menghela nafas menatapnya.


Gyeong Min masih menunggu Roo Na. Ia kecewa karena Roo Na tak kunjung datang. Tak lama kemudian, Roo Na datang sambil berlari. Ia beralasan, terjebak macet dan meminta maaf pada Gyeong Min.

“Kau habis minum?” tanya Gyeong Min.

“Tidak.” Jawab Roo Na. Tak ingin membuat Gyeong Min curiga, Roo Na pun mengajak Gyeong Min masuk.


Tapi selama pertunjukan, Roo Na malah tidur. Gyeong Min pun menatap heran Roo Na.


Di kamarnya, Gilja sedang memikirkan pertengkaran Roo Na dan Roo Bi di restoran tadi.

“Bahwa aku orang yang mengerikan! Aku memiliki banyak hutang dan aku serakah! Apa aku putri yang selalu menyusahkanmu? Aku tidak percaya! Aku ingin bertanya pada mereka, siapa aku dan seperti apa aku!” ucap Roo Bi.

“Aku sudah memberitahumu semuanya! Kenapa kau tidak percaya! Aku kakakmu!” jawab Roo Na.



Tak lama kemudian, Chorim pun datang. Gilja sengaja memanggil Chorim untuk membahas perilaku kasar Roo Na. Gilja juga marah, karena Roo Na mengatakan hal buruk pada Roo Bi.

“Roo Na mungkin agak liar, tapi bagaimana bisa Roo Bi mengatakan seperti itu pada adiknya yang sedang sakit?” jawab Chorim.

Chorim juga mengatakan soal mulut Roo Bi yang bau alkohol. Chorim yakin, terjadi sesuatu di kepala Roo Bi akibat kecelakaan itu.

Lalu, terdengar suara Soyeong yang mengajak mereka makan.


Gilja, Chorim, Roo Bi dan Soyeong menghabiskan waktu mereka dengan menyantap ayam goreng sebagai menu makan malam dan segelas softdrink.


Gyeong Min menatap aneh Roo Na yang sudah tertidur pulas. Tak bisa tidur, Gyeong Min akhirnya keluar kamar dan bertemu Se Ra diluar.


“Apa kau bahagia?” tanya Se Ra.

“Aku tidak tahu. Mimpi dan kenyataan selalu berbeda.” Jawab Gyeong Min, lalu kembali ke kamarnya.


Keesokan harinya, di kantor, Gyeong Min dapat laporan dari atasan Roo Bi tentang klien mereka yang dari Milan ingin mengakhiri kerja sama mereka.



Mereka pun langsung menggelar rapat. Gyeong Min ingin tahu apa yang diinginkan Milan dari mereka.

“Permintaan maaf dari Presiden dan penyesuaian struktur laba.”

“Kita bisa memberikannya.” Jawab Gyeong Min.

Jin Hee pun membujuk Gyeong Min agar mengizinkan Roo Bi kembali bekerja. Jin Hee bilang, hanya Roo Bi yang bisa menangani klien mereka dari Milan itu.


Usai rapat, Jin Hee langsung menghubungi Roo Na yang saat itu tengah bermain golf.

Semula, Roo Na tidak mengenali suara Jin Hee.

“Jeong Roo Bi, kau sudah lupa padaku? Seberapa menyenangkan waktu yang kau punya sampai kau tidak mengenali suaraku?” jawab Jin Hee.

“Oh, Eonni!” seru Roo Na, begitu mengingat Jin Hee.

“Roo Bi, kembalilah bekerja besok. Kau ingat Tuan O’Neill dari Milan? Kau harus bernegosiasi dengannya lagi. Dia tidak mau membuat kesepakatan dengan siapapun. Aku sudah bicara pada suamimu, jadi sampai jumpa di kantor besok.” Ucap Jin Hee, lalu memutuskan panggilannya.


Roo Na pun kebingungan, “Tuan O’Neill?”

Bersambung........

0 Comments:

Post a Comment